Tubuh Tak Bisa Bergerak saat Bangun Tengah Malam, Apa yang Harus Dilakukan? Ini Saran Dokter

15 hours ago 5
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Sleep paralysis, orang awam mengenalnya dengan istilah ketindihan atau rep-repan, memang menyeramkan. Namun secara medis, tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika seseorang terbangun dari tidur dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya untuk sesaat.

"Sebaiknya rileks saja, karena ketindihan biasanya hanya berlangsung sebentar," ujar praktisi kesehatan tidur, dr Daniel Thomas Suryadisastra, SpN, RPSGT, dalam wawancara dengan detikcom di Tangerang, Kamis (19/9/2024).

Menurut dr Daniel, sleep paralysis terjadi karena seseorang terbangun ketika tidurnya tengah berada di fase REM (Rapid Eye Movement). Fase ini merupakan fase tidur yang dalam, ketika mimpi dimungkinkan untuk terjadi dan otot dalam kondisi yang sedang rileks-rileksnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan panik, ketika fase REM hilang, maka kondisi ini akan hilang juga. Rileks saja," jelas dr Daniel.

Tidak bisa bergerak karena sleep paralysis, menurut dr Daniel juga bisa dibedakan dari kelumpuhan akibat stroke. Jika bukan karena stroke, maka biasanya ketindihan ini hanya akan berlangsung sesaat.

"Kalau stroke itu bangunnya sudah lemas, lemas sebelah. Bukan yang singkat begitu (ketindihan). Kalau stroke lebih permanen, ada progres, semakin lemas," jelasnya.

Mengingat sleep paralysis juga kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis, pendekatan yang bersifat spiritual juga bisa diterapkan saat mengalaminya. Seperti dialami Regita, seorang karyawati di Jakarta yang mengaku sampai tidak bisa menggerakkan mulut jika mengalami ketindihan.

"Yang aku lakukan pas itu pastinya berdoa sebisaku," katanya.


(up/up)

Read Entire Article