ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan ada lebih dari 7 juta kematian dini secara global yang dilaporkan setiap tahun akibat polusi udara. Indonesia bersama negara lain termasuk India hingga Bangladesh ikut menyumbang 75 persen dari total beban polusi udara global karena tingkat polusi tinggi dan jumlah populasi besar.
"Ada 7 juta kematian dini setiap tahun. Ini bukan hanya angka, ancaman serius," beber Menkes dalam pembukaan di Indonesia International Sustainability Forum, Jumat (6/9/2024).
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI ikut meningkatkan penanganan polusi atau kualitas udara buruk di Indonesia dengan menyediakan sejumlah fitur di SATUSEHAT. Masyarakat bisa mengakses secara real time kondisi polusi udara di sekitar wilayahnya, termasuk kemungkinan aman berkegiatan di luar ruangan dengan perhitungan tinggi dan rendahnya particulate matter (PM) 2,5.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkes juga menyebut pemerintah berupaya meningkatkan perhatian masyarakat terkait polusi melalui 'health broadcast massage'.
"Pesan itu akan berisikan tentang bahaya dari paparan polusi dan kapan seseorang harus memakai masker terutama jenis masker KN94 dan KN95 untuk menghindari paparan bahaya polutan," beber Menkes.
Dalam kesempatan yang sama, Co-Founder Bicara Udara Ratna Nadres membandingkan bagaimana ketersediaan sensor pemantau kualitas udara yang relatif masih minim di Indonesia, bila dibandingkan dengan China.
Indonesia hanya memiliki 5 persen dari total pemantau kualitas udara yang dibutuhkan. "Angka ini masih sangat jauh dibandingkan misalnya Beijing, yang mampu menyediakan seribu sensor, sekaligus bisa menunjukkan detail dari mana sumber polusi berasal," tandasnya.
(naf/naf)