Belum Tentu Mistis, Ketindihan saat Tidur Bisa Dipicu Oleh Kondisi Ini

2 weeks ago 22
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Tak sedikit masyarakat yang menganggap ketindihan saat tidur disebabkan karena faktor mistis, misalnya ditindih setan. Belum tentu soal mistis, ketindihan saat tidur bisa pertanda kondisi medis tertentu.

"Sebetulnya ini kondisi medis namanya sleep paralysis. Kondisi ini sebetulnya terjadi saat kita tidur di fase mata bergerak cepat atau REM (rapid eye movement)," kata dokter spesialis neurologi, dr Rizka Ibonita, SpN, dalam diskusi daring bersama Kementerian Kesehatan RI, dikutip Jumat (23/8/2024).

Pada fase REM, sistem saraf sistematis akan mencegah otot-otot untuk berkontraksi sehingga tubuh tidak dapat bergerak sementara waktu. Tujuan dari pelumpuhan ini adalah untuk melindungi seseorang saat tertidur. Namun ketika seseorang mengalami sleep paralysis, dia akan terbangun ketika fase REM belum selesai. Pada kondisi tersebut, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun pada otot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya, kata dr Rizka, orang tersebut akan merasa sadar namun tubuhnya tidak dapat digerakkan.

"Biasanya orang jadi panik. Matanya panik tapi serasa lumpuh. Nggak bisa digerakkan," imbuhnya.

dr Rizka juga mengatakan, banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hal tersebut. Penyebab yang paling sering adalah karena seseorang mengalami kelelahan.

Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi pada orang-orang yang cenderung memiliki jam tidur yang tidak teratur, serta terjadi karena genetik dan punya stres yang tinggi.

Dia menjelaskan orang-orang yang mengalami sleep paralysis biasanya berhalusinasi. Hal inilah yang kemudian banyak dipercaya masyarakat kondisi itu terjadi karena tertindih makhluk halus.

"Hampir dari seluruh sleep paralysis memang disertai halusinasi. Akhirnya karena matanya terbuka jadi akan merasa takut. Tapi justru semakin menjerit akan semakin nggak bisa keluar dari kondisi itu," ujar dr Rizka.

Durasi terjadinya kondisi ini juga dapat beragam. Apabila seseorang sedang berada di awal fase REM, maka kondisi ini bisa berlangsung hingga 20 menit.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, dr Rizka mengimbau agar tetap tenang. Sebab, semakin panik seseorang saat mengalami sleep paralysis maka akan semakin terputus hubungan antara bangunnya otak dengan kelumpuhan otot.

Kemudian, jangan coba untuk melawan. Sebaiknya, cobalah gerakkan secara perlahan mata atau jari-jari tangan dan kaki. Setelah itu, cobalah untuk mengatur pernapasan secara perlahan.


(suc/kna)

Read Entire Article