Ada Ketentuan Batas Aman, Ternyata Begini Cara Pakar Mengukur Kadar BPA

2 weeks ago 22
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Hingga takaran tertentu, Bisphenol A atau BPA tidak memberikan dampak signifikan bagi kesehatan. Karena itu pula, ada regulasi yang mengatur batas aman migrasi senyawa tersebut dari wadah makanan atau minuman.

Tapi, pernahkah terpikir bagaimana para ahli mengukur kadar kontaminasi BPA?

Sebelumnya, yuk kenali dulu apa itu BPA. Pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ir Akhmad Zainal Abidin, PhD, BPA merupakan bahan baku dalam pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keseharian, plastik polikarbonat (PC) banyak dimanfaatkan sebagai pengemas makanan dan minuman karena dinilai memiliki daya tahan yang baik sehingga tahan pencucian dan bisa dipakai ulang. Sedangkan resin epoksi, antara lain dipakai sebagai pelapis kemasan kaleng makanan atau minuman.

Selain itu, BPA juga dimanfaatkan dalam pembuatan kertas thermal, yang dalam keseharian banyak digunakan sebagai struk belanja. Produk-produk alat kesehatan, alat olahraga, dan casing perangkat elektronik juga banyak dibuat dari BPA.

Terkait pemanfaatan BPA sebagai kemasan pangan, belakangan muncul kekhawatiran bahwa kontaminasi BPA dapat berdampak bagi kesehatan. Menurut Prof Akhmad, risiko kesehatan bisa muncul apabila terjadi migrasi BPA dari kemasan plastik ke bahan pangan yang dikemasnya.

Para pakar membahas fakta-fakta Bisphenol A dalam detikcom Leaders Forum. Di masyarakat, banyak kesalahpahaman yang menyesatkan.Ahli polimer ITB, Akhmad Zainal Abidin tengah membahas fakta-fakta Bisphenol A dalam detikcom Leaders Forum. Di masyarakat, banyak kesalahpahaman tentang BPA yang perlu diluruskan. Foto: Pradita Utama/detikHealth

Namun demikian, migrasi hanya terjadi pada kondisi tertentu misalnya pemanasan tinggi di atas suhu 70 derajat celcius. Oleh karenanya, produk-produk kemasan pangan berbahan plastik polikarbonat sering disertai imbauan untuk tidak dipanaskan.

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menetapkan batas maksimal migrasi BPA pada wadah berbahan plastik polikarbonat adalah 0,6 bpj (600 mikrogram/kg). Sementara itu, The European Food Safety Authority (EFSA) menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari.

Di bawah batas tersebut, kadar BPA dianggap terlalu rendah untuk bisa memberikan dampak bagi kesehatan. Untuk mengukurnya, para ahli kimia punya banyak teknologi yang bisa digunakan.

"Dilakukan namanya kromatografi. Nanti akan keluar konsentrasi BPA-nya berapa. Alat kromatografi itu juga ada macem-macem tingkat ketelitiannya," jelas Prof Akhmad dalam diskusi detikcom Leaders Forum di Habitate, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).

Diskusi detikcom Leaders Forum membahas tentang Bisphenol A atau BPA.Para peserta diskusi tampak antisias menyimak pemaparan narasumber. Foto: Pradita Utama/detikHealth


(up/up)

Read Entire Article