Penampakan 452 Benda Logam 'Bersarang' di Perut Pria di Iran, Ada Mur-Baut

1 month ago 23
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Tertelan benda asing merupakan masalah kesehatan serius dan umumnya terjadi pada anak-anak. Namun, kondisi ini juga bisa dialami orang dewasa, khususnya yang memiliki penyakit mental. Baru-baru ini para dokter di Rumah Sakit Imam Khomeini di Ahvaz, Iran, menangani kasus aneh pada seorang pasien pria.

Pasien tersebut diketahui datang ke RS dengan mengeluhkan nyeri perut kronis, sering muntah, dan intoleransi terhadap cairan dan makanan.

Rekan pasien menyebut pria berusia 36 tahun yang tak disebutkan namanya itu memiliki riwayat menelan benda logam kecil secara bertahap dalam waktu tiga bulan terakhir. Kasus ini dipublikasikan di Journal of Medical Case Reports.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasien kemudian menjalani rontgen atau X-ray untuk mengetahui kondisinya. Berdasarkan hasil rontgen, dokter menemukan 452 benda logam yang 'bersarang' di perutnya yakni kunci, baut, mur, hingga sekrup.

"Pasien memiliki indeks massa tubuh (IMT) 19,5 kg/m 2. Rontgen abdomen pasien menunjukkan banyak benda logam di lambungnya. Selama endoskopi, banyak benda asing ditemukan di antrum lambung, yang menyebabkan obstruksi saluran keluar lambung," demikian keterangan dari jurnal tersebut, dikutip Selasa (20/8/2024).

Benda logam di perut pria IranBenda logam di perut pria Iran Foto: Journal of Medical Case Report

Setelah mengetahui adanya benda logam di dalam perut pasien, dokter langsung mengambil tindakan operasi. Operasi tersebut melibatkan pembuatan sayatan membujur sepanjang sepuluh sentimeter dari katup pilorus lambung, yang diisi dengan berbagai benda logam yang dikeluarkan dengan hati-hati.

"Sebanyak 452 sekrup, paku, mur, kunci, batu, dan potongan logam lainnya yang beratnya dua kilogram dan sembilan ratus gram dikeluarkan dari lambung," keterangan jurnal tersebut.

"Selanjutnya, area lain dari usus halus, usus besar, dan esofagus distal diperiksa, dan tidak ditemukan benda asing. Sinar-X intraoperatif memastikan tidak adanya benda asing, dan lambung diperbaiki dalam dua lapisan," lanjut keterangan.

Kondisi Pasien Setelah Operasi

Setelah operasi, pasien dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU). Pada hari pertama pascaoperasi, kondisi pasien dalam keadaan sadar, memiliki tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan atau penurunan kadar hemoglobin.

Pada hari ketiga pascaoperasi, pasien mulai mengonsumsi makanan cair. Ia juga dirujuk ke psikiatri untuk mengetahui kondisi kejiwaannya. Hasilnya, pria di Iran tersebut didiagnosis gangguan jiwa psikosis.

"Pada hari ketujuh pascaoperasi, kondisi umum pasien membaik, sehingga ia dipindahkan ke bangsal psikiatri. Dua minggu kemudian, pasien kembali ke klinik bedah untuk evaluasi, yang menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi, pendarahan, atau masalah sistem pencernaan," imbuh jurnal.

"Pasien dipantau oleh dokter spesialis gastroenterologi melalui endoskopi dan kunjungan rutin ke layanan psikiatri," lanjut lagi.


(suc/suc)

Read Entire Article