Kemenkes Prediksi Kematian Akibat Resisten Antimikroba Melonjak Tembus 10 Juta pada 2050

1 month ago 25
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) memprediksi angka kematian akibat resistensi antimikroba (AMR) bakal meningkat berkali-kali lipat pada 2050. Kemenkes memprediksi, jumlah kematian akibat AMR pada 2050 capai 10 juta orang.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan saat ini jumlah kematian akibat AMR sudah menyentuh 1,27 juta jiwa secara global pada 2019. Menurut Dante, hal ini bisa terjadi karena banyak masyarakat yang menggunakan obat antibiotik secara sembarangan.

"Gimana kita bisa melihat datanya (antibiotik) dipakai serampangan? Karena sekarang 70 persen antibiotik itu bisa didapatkan tanpa resep," ujar Dante di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi orang beli di apotek, terus dikasih sama apotekernya. Disimpan di rumah tanpa penggunaan yang tepat," sambungnya.

Dante menambahkan, praktik-praktik melanggar aturan ini jika dibiarkan akan berdampak pada meningkatnya jumlah kasus meninggal akibat AMR.

"Kalau kita diamkan, maka nanti 2050 angka kematiannya di seluruh dunia menjadi 10 juta orang," kata Dante.

"Jadi penggunaan antibiotik yang sehat dan benar adalah berdasarkan atas rekomendasi dokter," sambungnya.

Dante juga menyoroti penggunaan antibiotik pada hewan ternak seperti kambing, sapi, dan ikan. Menurutnya, bakteri pada hewan-hewan tersebut bisa saja resisten terhadap antibiotik dan bisa membahayakan jika masuk ke manusia.

Diketahui, penggunaan antibiotik secara khusus diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2021 tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik.

"Kita sudah melakukan edukasi dan sebenarnya sudah ada regulasinya bahwa antibiotik itu termasuk obat 'G' (obat keras) yang tidak boleh dibeli tanpa resep," kata Dante.

"Nah ini dalam praktik sehari-hari ini masih bisa dibeli ternyata tanpa resep," tutupnya.


(dpy/naf)

Read Entire Article