Ekspor RI Tembus Rp 358,11 T per Agustus, Tertinggi dalam 20 Bulan

2 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Kementerian Perdagangan melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2024 mencapai US$ 23,56 miliar atau Rp 358,11 triliun. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 20 bulan terakhir.

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan mengatakan, angka ini sangat signifikan dibandingkan dengan kinerja ekspor Juli US$ 22,24 miliar atau Rp 338,05 triliun.

"Total ekspor Indonesia pada Agustus 2024 tercatat sebesar US$ 23,56 miliar. Ini secara bulan per bulan merupakan ekspor tertinggi dalam 20 bulan terakhir. Jadi semenjak Desember 2022 sampai Agustus 2024 ini merupakan secara month-on-month (MoM) yang paling tinggi," kata Bara dalam Konferensi Pers mengenai Kinerja Ekspor dan Impor Indonesia Agustus 2024 di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekspor Indonesia pada Agustus 2024 naik 5,97% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) serta 7,13% dibanding Agustus 2023 (YoY). Capaian tersebut didorong kenaikan ekspor nonmigas 7,43% dan kontraksi migas 15,41% dibandingkan Juli 2024 (MoM).

Peningkatan kinerja ekspor nonmigas secara bulanan terjadi pada seluruh sektor. Rinciannya, sektor dengan kenaikan tertinggi dibanding bulan sebelumnya terjadi pada pertambangan dengan kenaikan sebesar 9,01%, diikuti pertanian 8,70%, dan industri pengolahan sebesar 7,09% (MoM).

Komoditas unggulan dengan peningkatan ekspor terbesar di antaranya timah dan barang daripadanya (HS 80) yang naik sebesar 86,35%; bijih logam, terak, dan abu (HS 26) naik 47,23%; alas kaki (HS 64) naik 26,40%; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) naik 25,74 %; serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) naik 24,50%.

Sedangkan, komoditas unggulan dengan pelemahan ekspor terbesar dari bulan sebelumnya di antaranya barang dari besi dan baja (HS 73) yang turun 24,26%, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) turun 11,88%, nikel dan barang daripadanya (HS 75) turun 11,37%, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 10,88%, serta besi dan baja (HS 72) turun 1,42% (MoM).

"Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) menjadi pendorong pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar pada Agustus 2024. Peningkatan ekspor ini ditopang peningkatan harga minyak sawit mentah (CPO) dunia sebesar 4,08% menjadi US$ 932,63/MT. Selain itu, secara volume ekspor, komoditas ini juga naik 20,81 % (MoM)," jelas Bara.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lebih lanjut, Bara mengatakan, China dan Amerika Serikat (AS) masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2024 dengan nilai mencapai US$ 7,94 miliar. Kedua negara ini berkontribusi sebesar 35,50% dari total ekspor nonmigas nasional.

"Ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok naik 10,42% dan ke AS 20,80%. Pada saat bersamaan, kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke sejumlah negara mitra dagang juga meningkat signifikan. Ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir tumbuh 115,26%, Turki 40,39%, Afrika Selatan 36,99%, Thailand 36,67%, serta Pakistan 25,00%," terangnya.

Di samping itu, tingginya nilai ekspor Indonesia ini juga surplus neraca perdagangan. Per Agustus 2024 jumlahnya meningkat signifikan sebesar US$ 2,9 miliar dibandingkan Juli 2024 yang hanya meningkat US$ 0,5 miliar dari bulan sebelumnya.

"Jadi peningkatannya sangat besar, jadi jump-nya itu lompatannya sangat-sangat dramatis, sebesar US$ 2,4 miliar. Jadi ini tentu saja hasil yang sangat membanggakan, dan kita syukuri semua di Kementerian Perdagangan, mengingat memang situasi ekonomi global juga sedang mengalami uncertainty," ujarnya.

Surplus Agustus 2024 sebesar US$ 2,90 miliar didorong surplus nonmigas sebesar US$ 4,34 miliar dan defisit migas sebesar US$ 1,44 miliar. Sementara itu secara akumulasi, pada periode Januari-Agustus 2024 Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 18,85 miliar. Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar US$ 32,54 miliar dan defisit migas sebesar US$ 13,69 miliar.

"Selama 52 bulan terakhir, setiap bulan kita selalu mencapai surplus. Jadi ekspor selalu lebih besar daripada impor. Memang pada bulan Juli surplus itu mengalami penurunan cukup tajam, karena kita melakukan import cukup besar pada Juni, terutama impor bahan baku untuk industri, yang sebetulnya bukan sesuatu yang otomatis jelek," kata dia.

AS, India, dan Filipina masih menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar selama Agustus 2024 dengan total sebesar US$ 3,42 miliar. Sementara itu, negara yang menjadi penyebab defisit perdagangan nonmigas pada Agustus 2024 adalah China, Singapura, dan Australia dengan total defisit US$ 2,59 miliar.

Sedangkan impor di Agustus ini tercatat sebesar US$ 20,67 miliar turun 4,93% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pelemahan impor Agustus 2024 (MoM) terjadi baik pada sektor nonmigas sebesar 0,89% maupun pada migas sebesar 25,56% dari bulan sebelumnya.

Bara memaparkan, hanya impor barang modal yang naik, sedangkan impor golongan lainnya turun. Impor barang modal tercatat naik sebesar 4,69 % (MoM). Adapun barang modal yang mengalami lonjakan impor di antaranya instrumen dan peralatan navigasi, perangkat pembangkit tenaga listrik, aparatus radio kendali jarak jauh, komputer, serta mesin derek. Sementara itu, impor bahan baku/penolong turun sebesar 7,16%.

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Australia dengan total nilai sebesar US$ 8,83 miliar dan pangsa 48,99% dari impor nonmigas Agustus 2024.

Read Entire Article