Cerita Zulhas Bisnisnya Gulung Tikar Gegara Didemo 3.000 Pegawai

3 hours ago 4
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) membeberkan ceritanya sebagai pengusaha yang menutup bisnisnya. Salah satu alasannya, banyak pekerja yang protes.

Zulhas mengatakan sempat mempunyai pegawai sebanyak 3.000 orang. Dia bilang tiap hari ada demo dari serikat pekerja. Apalagi waktu itu bertepatan dengan era reformasi.

"Saya juga punya pengalaman baru jadi saya kan ada di industri juga, 3.000 pegawai saya dulu. Tiap hari demo, baru reformasi kan, ya 20 tahun yang lalu, saya pusing juga, ya saya tutup aja gitu," kata Zulhas di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, Banten, Senin (23/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zulhas menilai salah satu penyebab banyak pabrik yang pindah lokasi produksi lantaran banyak serikat pekerja, misalnya, serikat pekerja di Karawang sampai 10-11 serikat pekerja dalam satu industri. Berbeda dengan di Jawa Tengah, Zulhas menyebut situasi pekerja lebih kondusif. Selain itu, biaya untuk membayar tenaga kerjanya juga lebih murah dibandingkan di kota industri.

"Di sini katanya, di sini, Karawang, itu satu industri serikat pekerjanya bisa 10, bisa 11 itu juga. Di Jawa Tengah kan tahu sendiri, (pekerjanya) tenang, serikat pekerjanya itu dalam satu industri yang punya 20.000 pegawai cuma satu. Kadang-kadang malah nggak bikin mereka. Jadi, suasana pekerjaan lebih kondusif," jelasnya.

Menurutnya, penyebab industri manufaktur merosot karena sudah tidak kompetitif lagi, seperti mesinnya tua, ada yang pindah pabrik, hingga gempuran produk impor ilegal.

"Ya banyak hal (penyebab industri manufaktur merosot), (produk impor ilegal) salah satu saja. Jadi kalau manufaktur itu macam-macam sebabnya, ada yang mesinnya tua, sudah mulai tidak kompetitif, ada juga yang pindah, yang Tangerang ini juga banyak yang pindah. Jadi, tutup sebetulnya belum tentu tutup, pindah, banyak yang pindah ke Jawa Tengah," tambahnya.

(das/das)

Read Entire Article