Smelter Amman Murni Punya Orang RI, Bahlil: No Asing, No Aseng!

2 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan smelter tembaga milik PT Amman Mineral di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan smelter pertama di Indonesia yang dimiliki sepenuhnya secara nasional. Bahlil menyebutkan secara perusahaan Amman Mineral dimiliki sepenuhnya oleh orang Indonesia, tanpa ada pihak asing.

Bahlil mengklaim Amman meletakkan sejarah sebagai perusahaan yang membangun smelter tembaga tanpa ada intervensi investor asing. Hal ini diungkapkan Bahlil di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meresmikan smelter tersebut.

"Saya harus bangga bapak presiden, karena ini smelter pertama milik pengusaha nasional. Ini bukan asing. Jadi, pak Hilmi (Panigoro) dan seluruh dewan direksi, saya harus mengatakan bahwa Amman adalah perusahaan yang meletakkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi di sektor tembaga," ujar Bahlil dalam peresmian yang dilakukan virtual, Senin (23/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, eks Menteri Investasi itu sempat membandingkan Amman Mineral dan Freeport Indonesia yang juga membangun smelter tembaga. Menurutnya, meskipun saham Freeport dimiliki mayoritas oleh Indonesia, tetap saja masih ada campur tangan pihak asing sebagai pemegang saham.

Smelter milik Amman disebut Bahlil menjadi smelter kedua terbesar di Indonesia setelah milik Freeport di Gresik, Jawa Timur.

"Ini pabrik terbesar kedua setelah Freeport pak. Nah kalau Freeport itu 49% saham luar negeri, 51% saham BUMN. Kalau ini (smelter Amman) pak no asing, no aseng, maupun BUMN. Ini tanpa asing, tanpa semuanya pak, ini milik mereka sendiri," tegas Bahlil.

Smelter Amman Mineral dibangun dengan investasi Rp 21 triliun dan mampu mengolah konsentrat tembaga menjadi 220 ribu ton katoda tembaga sebagai olahan utama. Namun, Bahlil bilang operasi penuhnya masih baru bisa dilakukan pada Februari atau Maret 2025.

Untuk itu, Amman Mineral sudah meminta kepadanya sebagai pemangku kepentingan sumber daya mineral untuk tetap memberikan izin ekspor konsentrat tembaga sebelum smelter bisa beroperasi penuh.

Menanggapi permintaan itu, Bahlil cuma meminta satu hal, yaitu smelter ini bisa diresmikan terlebih dahulu pembangunannya.

"Sekarang permintaan mereka satu pak, karena peak mereka ini akan dilakukan di bulan Februari atau Maret, karena itu mereka masih meminta kepada Menteri ESDM supaya ekspornya masih diperbolehkan dengan bea yang terjangkau," beber Bahlil.

"Tapi saya bilang yang penting resmikan dulu lah baru kita bicara biaya ekspornya, itu bisa kita bicarakan," pungkasnya.

(hal/ara)

Read Entire Article