ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan sel-sel yang tak normal dan tak terkontrol di dalam payudara. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, kemudian membentuk benjolan atau massa. Pada stadium yang lebih parah, sel-sel abnormal ini dapat menyebar melalui kelenjar getah bening ke organ tubuh lainnya.
Kanker payudara merupakan jenis kanker paling banyak diidap oleh wanita Indonesia. Data Globocan 2022 mengungkapkan jenis kanker ini ditemukan pada 30,1 persen kanker pada wanita, di atas kanker serviks dengan 16,8 persen dan kanker ovarium dengan persentase 6,9 persen.
Meski kebanyakan kasus kanker payudara terjadi pada wanita, bukan berarti pria tak bisa mengalami. Lantas, mengapa kanker payudara lebih rentan diidap wanita?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi Dr dr Andhika Rachman SpPD-KHOM menjelaskan wanita lebih rentan terkena kanker payudara dibandingkan pria akibat sejumlah faktor biologis, pertama karena faktor hormon estrogen dan progesteron.
dr Andika menjelaskan wanita memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi daripada pria.
"Hormon-hormon ini dapat merangsang pertumbuhan sel di jaringan payudara, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kanker," ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (9/9/2024).
Selain Hormon, kata dr Andika, ada juga faktor lain seperti jaringan payudara. Wanita memiliki jaringan payudara lebih banyak sehingga lebih banyak area sel-sel abnormal yang bisa berkembang menjadi kanker.
"Paparan hormon reproduksi. Wanita terpapar siklus hormonal selama masa menstruasi, kehamilan, dan menyusui, yang semuanya berkontribusi pada risiko kanker payudara. Meskipun pria juga bisa terkena kanker payudara, kasus ini jauh lebih jarang terjadi. Faktanya, sekitar 1 persen dari semua kasus kanker payudara terjadi pada pria," imbuhnya lagi.
(suc/naf)