Jokowi Ungkap Alasan Perusahaan Tambang di RI Wajib Bangun Smelter

3 hours ago 4
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Hilirisasi mineral menjadi salah satu agenda prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat presiden. Sederet komoditas, mulai dari nikel, tembaga, hingga bauksit dilarang untuk diekspor mentah-mentah.

Sebagai gantinya, pelaku usaha diwajibkan membuat smelter pengolahan dan memberikan nilai tambah pada nikel hingga bauksit baru bisa melakukan ekspor. Dengan kebijakan yang diekspor ke luar negeri bukan berupa bahan mentah, melainkan produk jadi atau setengah jadi dengan nilai tambah.

Saat meresmikan smelter tembaga PT Amman Mineral, Jokowi memaparkan alasannya mewajibkan pembangunan smelter. Menurutnya, bila smelter tak dibangun dan perusahaan tambang di Indonesia dibiarkan ekspor barang mentah terus menerus, yang ada keuntungan hanya didapatkan negara lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bapak ibu bayangkan, kalau penambangan dan pengelolaan tembaga yang dikerjakan Amman ini mengolah 900 ribu ton konsentrat per tahun, bayangkan kalau diekspor mentahan nilai tambahnya nggak ada di kita. Nilai tambahnya masuk ke negara lain yang miliki smelter," ungkap Jokowi dalam peresmian yang dilakukan virtual, Senin (23/9/2024).

Lebih lanjut, Jokowi bilang smelter Amman nantinya diharapkan dapat memberikan efek ganda perekonomian di wilayah sekitarnya. Contoh mudahnya saja, pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat baik langsung maupun tidak langsung.

"Ini berikan multiplier effect besar ke masyarakat. Mulai dari lapangan kerja dan kontribusi ke PDB bagi NTT dan Sumbawa Barat bisa naik," beber Jokowi.

Orang nomor satu di Indonesia itu juga mengapresiasi Amman Mineral yang mau mengeluarkan investasi hingga Rp 21 triliun untuk membangun smelter tembaga dan pengolahan logam mulai di Sumbawa Barat.

Smelter Amman ditargetkan mampu memproduksi katoda tembaga sebagian produk utama sebanyak 220.000 ton per tahun.

"Jadi keberanian dan niat baik Amman Mineral juga saya apresiasi sekali. Nanti di smelter baru Amman akan memiliki kapasitas produksi 220 ribu ton katoda tembaga, 18 ton kurang lebih emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat by product," pungkas Jokowi.

(hal/ara)

Read Entire Article