ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung soal matahari kembar di politik ataupun dalam kehidupan bernegara. Menurutnya, adanya matahari kembar akan membuat kacau dan makin panas.
Mulanya SBY menyinggung dirinya yang tak pernah berkunjung ke Kantor DPP Demokrat saat dirinya tak lagi memimpin partai. Hal tersebut menjadi bukti kalau memang ia tak lagi mengurus detail terkait urusan partai.
"Saya punya keyakinan, untuk misi besar yg akan dilakukan Demokrat sekarang dan ke masa depan, memang sejak lima tahun yang lalu ketika kepemimpinan Partai Demokrat beralih ke tokoh dan kader yang lebih muda saya belum pernah ke sini," kata SBY di DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini membuktikan bahwa ketika saya mengatakan 'saya sekarang tidak lagi menangani politik sehari-hari, day to day politics', saya pegang kata-kata saya, meskipun hati saya masih di rumah besar ini," ujarnya.
SBY lantas sistem tata surya yang memiliki satu matahari. Ia menganalogikan ke dalam partai yang hanya memiliki satu pemimpin yakni Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," ujarnya.
SBY menuturkan akan kacau jika dalam sebuah parpol ada dua matahari. Ia pun menyamakan dalam konteks bernegara.
"Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah, termasuk di partai politik kalau mataharinya banyak, bisa dibayangkan, makin panas, karena matahari satu sudah panas, lalu ada dua, ada tiga, bagaimana?" tuturnya.
(eva/eva)