Saksi Bongkar Kekerasan Verbal yang Dilakukan Meita Penganiaya Balita ke Guru

3 weeks ago 21
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Depok -

Seorang pengasuh di daycare Wensen School bernama Anti mengaku menyaksikan tersangka Meita Irianty (37) alias Tata Irianty menganiaya balita dan bayi. Anti mengatakan Meita juga melakukan kekerasan verbal ke guru.

Anti menuturkan dari awal kerja, dia menaruh kecurigaan terkait peraturan dan sistem di daycare Wensen School yang berbeda dari tempatnya mengajar sebelumnya. Namun, dia tetap mempertahankan pekerjaan tersebut karena belum menelusuri lebih dalam.

"Kalau aku lebih keganjel aja karena peraturan sama sistemnya mungkin beda sama tempat aku ngajar sebelumnya. Cuma aku pertahanin gitu, mungkin aku ngerasanya cuman di awal-awal aja kali ya, aku juga baru. Belum aku telusuri lebih dalam gitu, jadi keganjalnya mungkin pas di awal-awal aja," kata Anti kepada wartawan di Jalan Tb Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (16/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, saat ditelurusi lebih jauh, Anti mengaku heran dengan perlakuan Meita kepada bayi, balita, juga para guru.

"Tapi pas makin ke sini kok ya kaya gitu, bahkan juga perlakuannya beliau tuh kaya gitu. Bukan terhadap korban aja, tapi terhadap kami para guru," jelasnya.

Dia mengatakan Meita pernah mencaci dirinya.

"Ya aku pribadi sendiri tuh pernah dibilang kaya 'Ih gembel pakai kerudungnya itu terus, nggak bisa beli yang baru ya?' ujarnya.

Dia mengatakan juga pernah bertemu Meita saat pemeriksaan polisi. Meita sempat menegurnya dengan mimik wajah tak mengenakkan.

"Oh kalau yang waktu ditemuin paling di polisi aja, karena kan saya waktu itu dipanggil, ada beliau juga. Saya kaget terus dia nyapa saya dengan mukanya tuh kaya muka kesel gitu, cuman nyapa 'Selamat malam Bu Anti' gitu aja," jelasnya.

Lebih lanjut, Anti mengatakan dia digaji Rp 250 ribu oleh Meita. Menurutnya, hal itu jauh dari kesepakatan. Bahkan, dia juga dituntut untuk mencuci hordeng, membersihkan kamar anak-anak, mencuci baju anak-anak, hingga membersihkan kulkas maupun dapur.

"Per minggu nya tuh digaji Rp 250 ribu, dengan kerjanya ya mungkin bisa dibilang kaya pembantu ya, dibandingkan (tempat kerja saya) yang sebelum-sebelumnya. Iya, jauh dari kesepakatan, karena kerja di situ dengan gaji Rp 250 ribu saya melingkupi harus mencuci hordeng, kamar anak-anak, mencuci baju anak-anak, membersihkan kulkas, dan dapur," tuturnya.

(idn/idn)

Read Entire Article