ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Seorang pria di Iran baru-baru ini bikin heboh setelah ditemukan 452 benda logam, seperti baut, mur, hingga kunci 'bersarang' di perutnya. Hal tersebut membuatnya mengalami nyeri perut parah, sering muntah, hingga intoleransi terhadap minum dan makan selama dua bulan.
Rekan pasien menyebut pria berusia 36 tahun yang tak disebutkan namanya itu memiliki riwayat menelan benda logam kecil secara bertahap dalam waktu tiga bulan terakhir. Kasus ini dipublikasikan di Journal of Medical Case Reports.
"Sebanyak 452 sekrup, paku, mur, kunci, batu, dan potongan logam lainnya yang beratnya dua kilogram dan sembilan ratus gram dikeluarkan dari lambung," keterangan kasus yang dipublikasikan di Journal of Medical Case Reports.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rontgen abdomen pasien menunjukkan banyak benda logam di lambungnya. Selama endoskopi, banyak benda asing ditemukan di antrum lambung, yang menyebabkan obstruksi saluran keluar lambung," lanjut keterangan.
Para dokter di Rumah Sakit Imam Khomeini di Ahvaz, Iran, yang menangani kasus tersebut langsung mengambil tindakan operasi. Operasi tersebut melibatkan pembuatan sayatan membujur sepanjang sepuluh sentimeter dari katup pilorus lambung, yang diisi dengan berbagai benda logam yang dikeluarkan dengan hati-hati.
Pasien dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) setelah menjalani operasi. Pada hari pertama pascaoperasi, kondisi pasien dalam keadaan sadar, memiliki tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan atau penurunan kadar hemoglobin.
Pria menelan 452 benda logam Foto: Journal of Medical Case Report
Pada hari ketiga pascaoperasi, pasien mulai mengonsumsi makanan cair. Ia juga dirujuk ke psikiatri untuk mengetahui kondisi kejiwaannya. Hasilnya, pria di Iran tersebut didiagnosis gangguan jiwa psikosis.
Kemudian pada hari ketujuh pascaoperasi, kondisi umum pasien membaik, sehingga ia dipindahkan ke bangsal psikiatri. Dua minggu kemudian, pasien kembali ke klinik bedah untuk evaluasi, yang menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi, pendarahan, atau masalah sistem pencernaan.
"Pasien dipantau oleh dokter spesialis gastroenterologi melalui endoskopi dan kunjungan rutin ke layanan psikiatri," bunyi jurnal tersebut.
"Pasien tidak memiliki riwayat operasi. Dia tidak mengonsumsi obat khusus apa pun, tetapi dia sangat kecanduan opium," lanjutan.
(suc/suc)