ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti soal praktik hukum di Indonesia. Dia menilai, praktik hukum di Indonesia telah bergeser dari yang seharusnya.
Dia menyebut tujuan awal hukum ketika Indonesia merdeka yakni untuk mencapai keadilan bagi rakyat. Namun, hukum saat ini, kata Megawati, digunakan sebagai alat kekuasaan.
"Tetapi hukum itu adalah digunakan bagi kemaslahatan orang banyak. Bukan bagi mereka yang ingin berkuasa dan mempergunakan kekuasaannya sebagai alat kekuasaan," ujar Megawati dalam amanatnya saat memimpin upacara HUT ke-79 Republik Indonesia di sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/7/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa menyinggung nama, Mega menyebutkan bahwa hukum Indonesia saat ini telah dipermainkan oleh sosok yang terkesan populis bagi banyak orang.
Dia bicara bahwa konstitusi yang sejatinya menjadi landasan pokok bagi pemimpin dan seluruh rakyat Indonesia justru bisa 'seenaknya dibelokkan arahnya'.
"Topangan kemerdekaan yang diletakan pada kedaulatan rakyat mencoba diganti dengan kedaulatan kekuasaan, hukum digeser maknanya dari keadilan yang hakiki menjadi alat intimidasi," ucap Megawati.
"Konstitusi yang harusnya menjadi landasan pokok bagi pemimpin dan seluruh rakyat Indonesia untuk dijalankan dengan selurus-lurusnya, ternyata bisa seenaknya dibelokkan arahnya," sambungnya.
Lebih lanjut, Megawati juga menyinggung produk hukum di Indonesia saat ini yang hanya dibuat untuk kepentingan tertentu tanpa ada landasan filosofis yang jelas.
"Produk hukum pun penuh legalitas prosedural tanpa falsafah hukum dan kegunaannya bagi kepentingan rakyat. Seluruh upaya tersebut berjalan secara sistematis dengan kemasan wataknya yang sepertinya populis," imbuh Megawati.
Dia mengaku prihatin, sebab kedaulatan rakyat sebagai pilar utama demokrasi kini diubah wataknya. Dia lantas menyoroti adanya rasa takut pada rakyat untuk bicara soal kebenaran.
"Namun, yang paling memprihatinkan adalah ketika kedaulatan rakyat sebagai pilar utama demokrasi kini diubah wataknya dan banyak yg dengan rasa takut dalam kehidupannya," tutur Megawati.
"Sepertinya untuk berbicara kebenaran pun banyak yang sudah tidak sanggup, mulutnya terkunci, mulutnya terdiam," pungkas dia.
(ond/azh)