ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyoroti kondisi ekonomi Tanah Air saat ini yang penuh gejolak. Semisal adanya pabrik yang tutup hingga menyebabkan PHK massal sampai harga pangan yang menurutnya mahal.
Perlihal ini ia sampaikan kepada para kader partai dalam acara pengumuman bakal calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dari PDI Perjuangan. Sebab menurutnya ini merupakan salah satu hal yang peting untuk diperhatikan para calon pemimpin daerah asal partainya jika nanti benar terpilih.
Dalam kesempatan itu ia mencontohkan kondisi di Garut, Jawa Barat, banyak pabrik yang gulung tikar. Akibatnya para pekerja pabrik tadi harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di daerah, Garut, mana Jawa Barat? kamu pergi dah sana, tanyain. Tanya deh sana keliling-keliling yang tempat itu pabrik-pabrik sarung. Itu saya dengar sekarang mulai banyak yang tutup loh. Itu betul apa nggak?" tanya Megawati sembari dijawab "betul" oleh salah satu kader yang hadir.
"Betul toh. Jadi kan saya nggak bohong. Terus berarti (terjadi) PHK, berarti PHK-nya berapa? Makanya lho jangan mikir mau enak wae (jadi pemimpin daerah), ini saya ngomong benar lho sebagai warga Indonesia yang tahu banyak. Terus mau diapain coba?" sambungnya.
Megawati kemudian mulai menyoroti harga pangan saat ini yang menurutnya saat ini sudah tidak murah lagi. Dengan banyaknya kasus PHK seperti yang ia contohkan tadi, tentu menurutnya kondisi ini tidak baik bagi masyarakat.
"Terus ibu coba harga beras sekarang berapa? (Rp 13 ribu) per liter? (per kilogram) yang premium atau yang apa? (yang premium Rp 14-15 ribu)," tanya Megawati sembari dijawab oleh salah seorang kader yang lain.
"Sekarang coba hayo, sudah PHK, beras sudah begitu, ini nggak main lho, saya tuh ngitung lho, saya ibu rumah tangga jadi saya juga lihat ke dapur ku," tambahnya.
Tidak hanya soal harga pangan yang menurutnya masih mahal, Megawati juga mempertanyakan ketahanan pangan RI, baik secara nasional ataupun di masing-masing daerah yang nantinya akan mereka pimpin kalau benar terpilih.
"Setiap bulan, kalau yang namanya salah koreksi saya, itu persediaan untuk beras setiap bulan, katanya itu, katanya lho jadi bukan saya, nanti saya pula disalahin, 3 juta ton. Pertanyaan saya, saya tanya-tanya toh, dari mana datangnya?" ucap Megawati lagi.
Ia kemudian mencontohkan Provinsi Bali yang mana banyak lahan subur untuk sawah atau pertanian malah dibangun hotel dengan alasan pariwisata. Padahal lahan-lahan tadi bisa digunakan untuk keperluan produksi pangan yang secara otomatis juga akan mempengaruhi harga pangan itu sendiri.
"Boleh bikin hotel, tapi nggak boleh tanah gituan. Kebanyakan (bangun hotel di lahan sawah) kenapa? Saya kan tanya kenapa sih yang diambil selalu tanah sawah, karena katanya lebih murah dari pada tanah padat. Katanya, ibu nih kan cuma tanya-tanya dengar-dengar," papar Megawati.
"Kasihan kan rakyatnya, ntar kalau makan katanya brambang (bawang merah), bawang, cabe, berapa hayo sekarang," jelasnya lagi.
Untuk itu ia meminta kepada para kader yang dicalonkan sebagai Kepala/Wakil Kepala Daerah untuk lebih memperhatikan kondisi ekonomi di wilayah pencalonannya masing-masing. Sebab ini merupakan perihal penting bagi kemajuan daerah yang mereka pimpin jika benar terpilih.
"Coba hitung, hayo mulai hitung, ini tambahan saya nih yang katanya nggak boleh nyimpang dari pidato. Lho karena ini kenyataan yang akan kita hadapi lho," tanya Mega sembari menantang para kader.
"Coba bayangin, kamu musti kalkulasi deh, jadi satu hari (masyarakat) keluar duit berapa. Itu yang saya sampai pikirkan lho," ucapnya lagi.
(fdl/fdl)