Jokowi soal Paskibraka Putri Pakai Jilbab: Tidak Bisa Diseragamkan

3 weeks ago 18
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi polemik Paskibraka putri 2024 yang sempat dilarang mengenakan jilbab. Terkait itu, Jokowi memastikan pihaknya menghormati perbedaan yang ada.

"Kita harus menghormati keberagaman," kata Jokowi usai upacara peringatan HUT ke-79 RI di Istana Negara, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Sabtu (17/8/2024).

Jokowi mendorong semua pihak menghormati keragaman yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, RI merupakan negara besar dengan banyak suku, agama, ras dan antargolongan, yang tak bisa diseragamkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harus menghormati kebhinekaan, karena negara ini negara besar, sukunya berbeda, rasnya berbeda, agamanya berbeda, adat istiadatnya berbeda. Jadi tidak bisa diseragamkan," katanya.

"Perbedaan itu adalah anugerah yang patut kita syukuri. Keberagaman itu adalah sesuatu kekayaan yang harus kita syukuri untuk persatuan, bukan untuk perbedaan," sambungnya.

Jokowi kemudian ditanya wartawan apakah akan memberikan sanksi terhadap Kepala BPIP Yudian Wahyudi. Namun Jokowi ogah menjawab.

(fca/idh)

Read Entire Article