ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Sisi lain Gus Dur dan makanan diungkap oleh sang anak, Inayah Wahid. Ternyata ia sosok yang jahil dan penuh akal hingga bisa dapat stok daging dan ikan gratis saat masih muda.
Talkshow Menguak Gastronomi Istana Negara Republik Indonesia dari Masa ke Masa yang diselenggarakan Indonesian Gastronomy Community (IGC) di Borobudur Hotel (15/8/2024) menghadirkan putri presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, Inayah Wahid.
Inayah mengungkap sisi lain sang ayah yang ternyata jahil dan penuh akal soal mendapatkan makanan enak. Salah satunya tergambar dari cerita Gus Dur saat kuliah di Mesir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu kuliah di Mesir, Gus Dur jago masak di antara teman-teman kosnya. Kalau Gus Dur lagi dapat jadwal giliran masak, teman kosnya selalu bisa makan daging," kata Inayah mengawali cerita. Hal ini tentu saja membuat teman-teman Gus Dur tercengang karena sebagai anak kos biasanya mereka hanya menikmati makanan sederhana tanpa daging.
Di balik keheranan ini, suatu hari teman Gus Dur mendapat jawabannya. "Saat teman Gus Dur main ke pasar, ia ditegur tukang daging. Tukang daging itu bertanya ke mana temannya yang punya banyak anjing. Ternyata Gus Dur suka minta daging sisa ke tukang daging itu. Dia ngakunya punya banyak anjing," cerita Inayah disusul tawa para tamu.
Gus Dur pernah minta sisa daging ke tukang daging dengan mengaku pelihara banyak anjing. Foto: Getty Images/iStockphoto/AlexRaths
Kejahilan lain terlihat saat Gus Dur memergoki teman-teman di pesantrennya mencuri ikan di kolam milik kyai. Mereka rupanya ingin makan ikan goreng karena di pesantren sulit makan enak.
"Suatu malam Gus Dur lihat teman-temannya lagi nyolong ikan. Dia bilang kan dosa. Tapi dia bilang ke teman-temannya mau nggak supaya itu jadi nggak dosa," cerita Inayah. Rupanya Gus Dur langsung teriak "Maling...".
Teman-temannya pun langsung lari karena takut ketahuan kyai. "Tapi akhirnya Pak Kyai tahu ikannya hendak dicuri dan ikan-ikan itu sudah tergelepar. Akhirnya disuruh dimakan saja. Jadi halal deh," ungkap Inayah soal tingkah jahil ayahnya.
Membicarakan soal Gus Dur dan makanan, Inayah dengan tegas mengatakan Gus Dur hobinya memang makan. Bahkan bahasa kasih dalam keluarga Gus Dur adalah lewat makanan.
"Ibu Solichah (ibunda Gus Dur) itu benar-benar wonder woman. Dalam keluarga Wahid, makanan ada di puncak prioritas sebagai bahasa kasih. Keluarga Wahid selalu bikin acara kumpul tahunan. Yang mengikat adalah makanan. Utamanya durian. Harus ada durian. Durian adalah bahasa kasih," kata Inayah.
Durian menjadi bahasa kasih dalam keluarga Wahid. Foto: Getty Images/iStockphoto/
Ibu Solichah bahkan selalu menyajikan makanan 'festive' layaknya sedang ada hajatan, padahal itu adalah kegiatan makan sehari-hari keluarganya. "Lauk nggak hanya satu atau dua. Ada banyak makanan seperti otak goreng, bistik lidah, dan menu istimewa yang ternyata jadi suguhan biasa di keluarga Wahid," beber Inayah.
Hal inilah yang membuat Gus Dur tumbuh dengan palate (selera makan) yang kaya. "Gus Dur makan apa saja karena palate-nya sudah terlatih. Apa saja menurut dia enak," kata Inayah.
Namun, makanan pula yang menjadi 'senjata' yang melemahkan kondisi kesehatan Gus Dur. "Saking cintanya sama makanan, makanan juga jadi kelemahan Gus Dur. Beliau diabetes. Penyakitnya banyak, harusnya diet ketat. Namun beliau bandel soal makanan. Dari rumah dibawain makanan sehat, tapi bilang ke OB minta sate kambing atau otak. Inti hidup Gus Dur itu makanan," ungkap Inayah.