ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Ide bisnis bisa datang dari mana pun, termasuk hidangan yang tak awam di suatu daerah. Gegara ide berjualan rawon, satu keluarga sukses kelola bisnisnya.
Kunci utama menjadi seorang pebisnis adalah kerja keras yang tak ada ujungnya. Berbagai kesempatan harus dijalani dengan sungguh-sungguh hingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Begitu pula kisah para pebisnis kuliner yang harus rela banting tulang demi mengembangkan bisnis mereka. Hari-hari yang dilalui jauh dari kata kemudahan atau istirahat yang cukup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi sebuah keluarga mampu membuktikan bahwa kerja kerasnya terbayar dengan lunas. Adalah kedai rawon sederhana dengan racikan rumahan yang dikelolanya berhasil berjaya.
Baca juga: 5 Fakta Terites, Makanan Esktrem Budaya Kuliner Suku Karo
Sebauh keluarga di Singapura sajikan rawon dan makanan lainnya yang murah meriah. Foto: Sethlui
Sebuah kedai dengan nama The $2.50 Shop dilaporkan oleh Sethlui (14/9) dikelola oleh keluarga. Hani Isnin-Racine dibantu dengan kedua orang tuanya yang paruh baya telah mengelola sebuah kedai selama 2 tahun lamanya.
Kedai ini menyajikan makanan-makanan bergaya Malaysia dan Melayu yang halal. Mengingat pemilik kedainya adalah seorang muslimin dan muslimah. Salah satu menu andalan mereka adalah nasi rawon.
Kedai tersebut berlokasi di Kukoh 21 Food Centre, Jalan Kukoh, Singapura. Menu-menu yang ditawarkan begitu beragam, tidak hanya nasi rawon tetapi juga berbagai kudapan dan pendamping lain hingga jajanan pasar tradisional.
Setidaknya sebanyak 14 jenis hidangan disajikan setiap hari yang dimasak sendiri oleh Hani juga ibunya. Mereka mempersilakan para pelanggan untuk menambah lauk pauk atau pelengkap seperti paru hingga lontong.
Baca juga: Fani MCI Tuai Kontroversi Usai Komentari Nasi Kandar Malaysia
Tujuannya tak cari untung tetapi membantu sesama manusia yang membutuhkan. Foto: Sethlui
Semua menu makanannya dipukul dengan harga rata yaitu 2,50 Dollar Singapura atau hampir Rp 30.000an. Harga ini termasuk yang paling murah di Singapura di tengah kenaikan harga di kedai-kedai makanan lainnya yang kian mahal.
Ternyata ada trik yang dilakukan keluarga ini agar tetap bisa bertahan walaupun harga makanannya murah. Ada kedai satu lagi yang dikelola tetapi mematok harga yang lebih normal atau sedikit lebih mahal dari The $2,50 Shop dan diberlakukan subsidi paralel untuk menutupi modal kedua kedai.
Adapun kue-kue tradisional yang disajikan di sini seperti goreng pisang, epok-epok yang mirip pastel, hingga kueh kodok pisang. Semuanya juga dibanderol hanya Rp 30.000an dengan tujuan mempersilakan seluruh kalangan dapat membeli makanan yang mereka jajakan.
Perlu diingat bahwa rawon, lontong, dan kue tradisional yang dijajakan bergaya Malaysia. Mungkin harga yang dipatok terdengar tak masuk akal, tetapi seluruh anggota keluarga ini setuju bahwa modal utama dari kedai murah meriah yang dikelolanya adalah empati dan simpati terhadap manusia lain.
(dfl/odi)