Golkar soal Isu Jokowi Jadi Dewan Pembina: Kewenangan Ketum Terpilih

1 month ago 22
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Waketum Golkar sekaligus Ketua Steering Committee Munas Golkar Adies Kadir menjawab soal isu Jokowi yang disebut-sebut akan menjadi Ketua Wanbin Golkar. Adies mengatakan pemilihan itu adalah kewenangan dari ketum Golkar yang baru nantinya.

"Iya iya wewenang ketum terpilih," kata Adies di JCC, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Termasuk juga struktur-struktur partai lainnya, dirinya menyebut hal itu adalah kewenangan ketum Golkar yang baru. Ketua Umum yang baru yang akan menentukan hal tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ketua umum tentunya akan menentukan siapa yang akan menjadi dewan pembina siapa yang menjadi dewan kehormatan siapa yang menjadi dewan etik mungkin juga ketua harian dan sekretaris," sebutnya.

Kata Golkar soal Isu Jokowi Jadi Ketua Wanbin

Adies juga sebelumnya telah menjawab perihal tersebur. Adies Kadir awalnya menjelaskan bahwa AD/ART sangat memungkinkan berubah dalam kegiatan Munas yang digelar 5 tahun sekali.

"Sangat memungkinkan, perubahan AD/ART itu adanya di dalam Munas. Jadi setiap 5 tahun itu perubahan itu ada di dalam AD/ART. Jadi sangat memungkinkan untuk terjadi perubahan AD/ART tersebut," kata Adies di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).

Perubahan juga sekaligus terkait keanggotaan Dewan Pembina Golkar. Menurut Adies, AD/ART terkait dewan pembina itu tidak diatur secara eksplisit. Adies menjelaskan kebiasaan terdahulu, dewan pembina Golkar selalu diisi oleh para senior di partai.

Perubahan juga sekaligus terkait keanggotaan Dewan Pembina Golkar. Menurut Adies, AD/ART terkait dewan pembina itu tidak diatur secara eksplisit. Adies menjelaskan kebiasaan terdahulu, dewan pembina Golkar selalu diisi oleh para senior di partai.

"Kalau dewan pembina ini biasanya adalah kader-kader Partai Golkar yang sudah senior biasanya begitu memang tidak ada eksplisit dalam AD/ART itu apakah boleh orang luar atau tidak, itu tidak ada. Tetapi kebiasaan di Partai Golkar dari zaman dahulu sampai sekarang yang namanya dewan pembina, yang dewan pertimbangan, yang namanya dewan penasehat, dewan pakar, itu ada pada senior-senior Partai Golkar sendiri," katanya.

Adies lalu menanggapi munculnya isu Jokowi disebut-sebut akan menjadi Ketua Wanbin Golkar. Menurutnya, hal itu boleh-boleh saja, namun sampai saat ini di internal Golkar tidak ada yang mengusulkan nama Jokowi jadi Ketua Wanbin.

"Kalau tidak ada dalam AD/ART sebenarnya sih boleh-boleh aja tapi sampai saat ini di arena rapimnas dan memasuki munas nama-nama tersebut sama beliau belum beredar, belum ada sampai detik ini, belum ada kedengaran. Belum ada satu pun pembahasan dan yang mengusulkan belum ada sampai detik ini," ujarnya.

(ial/aik)

Read Entire Article