ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menghadiri Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan bertema 'Peran Muslimah dalam Memperkuat dan Mempererat Persatuan Bangsa'. Pada kesempatan tersebut, ia bicara mengenai peran strategis muslimah dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Lestari menilai muslimah punya peran penting dalam membentuk kualitas generasi penerus bangsa yang tangguh, berkarakter dan berdaya saing.
"Dalam Islam, perempuan adalah pribadi yang independen sepenuhnya. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Islam adalah agama pertama di dunia yang menawarkan sistem perlindungan, kesejahteraan untuk perempuan dan hak-haknya," katanya dalam keterangannya, Jumat (6/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada acara yang digelar di Gedung Nusantara V, Kompleks DPR/MPR/DPD RI Senayan, Jakarta itu, Lestari menekankan dalam konsepsi Indonesia sebagai bangsa dan negara diskursus perbedaan gender sejatinya telah tuntas sejak sendi-sendi dasar negara dan konstitusi dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
"Sehingga, dapat dipahami bahwa muslimah saat ini mesti berperan aktif dalam kehidupan berbangsa pada aktivitas kesehariannya," katanya
Wanita yang akrab disapa Rerie ini berharap lewat berbagai aktivitas tersebut, muslimah bisa ikut mengambil peran dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial. Hal ini sebagai bagian dari upaya merealisasikan tujuan bernegara.
"Sebagai warga negara, perempuan khususnya muslimah diharapkan mampu merumuskan paradigma pengetahuan dan gerakan transformatif dalam kehidupan bermasyarakat," tuturnya.
Anggota Komisi X DPR RI itu mengatakan muslimah adalah ibu bangsa, yang mengemban tanggung jawab moral mengedepankan kesalehan sosial untuk kebaikan komunal. Di sisi lain memainkan peran penting untuk mengedukasi dari keluarga sampai individu menemukan kehidupannya.
"Kesalehan sosial itu, sesungguhnya dapat diterjemahkan sebagai refleksi atas nilai-nilai kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya.
(ega/ega)