ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut potensi susu ikan untuk program makan bergizi gratis (MBG) yang diusung Prabowo Subianto. Teten menilai program tersebut dapat membangun pabrik pengolahan hidrolisat protein ikan.
"Ini sebenarnya gampang sekali, karena di setiap tempat pelelangan ikan (TPI) bisa kita bangunkan pabrik pengolahan hidrolisat protein ikannya, lalu diolah jadi susu dan itu teknologinya teknologi lokal. Jadi ini tingkat komponen dalam negeri (TKDN)-nya tinggi," kata Teten saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Teten menilai dengan menggunakan susu ikan itu dapat menjaring pelaku UMKM dalam negeri lebih banyak. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar program tersebut melibatkan UMKM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Jokowi kan sudah menyampaikan ya, bahwa bagaimana misalnya makan bergigi itu juga melibatkan UMKM. Nah salah satunya yang potensial adalah susu. Karena susu ini kan bisa, apalagi kalau makan bergigi ini untuk anak-anak sekolah. Saya kira itu dengan ekstrak protein yang diolah jadi susu ini kan lebih mudah dicerna," jelasnya.
Dia juga menyebut Indonesia mempunyai jenis ikan yang melimpah. Di sisi lain, hampir 80% susu di Indonesia masih impor. Berkaca dari hal tersebut, dia bilang Indonesia punya potensi untuk mengganti susu sapi dengan susu yang dibuat dari protein ikan. Selain itu, Indonesia produksi perikanan mencapai 24,7 juta ton. Dari total itu, 4 ton bisa digunakan untuk olahan susu ikan.
Adapun, keunggulan susu ikan dapat ditoleransi oleh masyarakat yang alergi laktosa, nilai gizinya setara dengan susu protein, tidak ada aroma ikan dan mudah lebih dicerna.
"Dan di Indonesia kan jumlahnya banyak ikan itu. Nah sementara kita kan susu ini kita kan masih impor, 80% itu masih impor. Dan hampir nggak mungkin kita bisa swasembada susu. Karena keterbatasan lahan, produktivitas sapi, juga susu sapi itu di kita cuma 15 liter per hari. Kebetulan saya tahu karena ini kan semuanya hampir koperasi. Pemerah susu itu sebagian besarnya adalah koperasi," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengatakan pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi (mega farm) butuh waktu dua hingga tiga tahun. Untuk itu, ID FOOD mengkaji alternatif selain susu sapi untuk pemenuhan program susu gratis Prabowo-Gibran.
"Pengadaan susu dari mega farm butuh dua sampai tiga tahun, yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia, tapi jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi, misal dari ikan ada juga," kata Sis Apik di Gedung DPR RI, Rabu (4/9).
"Ini masih dalam kajian. Usulan ini pernah disampaikan beberapa tokoh masyarakat, tapi aroma dari susu ikan masih perlu perbaikan," tambahnya.
(das/das)