ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini. Pada akhir hari Kamis (12/9/2024), rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.425 per dolar AS.
Pada saat yang sama, Yield Surat Berharga Negara SBN10 tahun turun ke 6,58%. Sementara itu, indeks dolar atau DXY menguat ke level 101,37. Surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun atau yield UST (US Treasury)10 tahun turun ke level 3,674%.
Sehari kemudian, Jumat (13/9/2024) rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.400 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun relatif stabil di 6,57%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, berdasarkan data transaksi 9-12 September 2024, non residen tercatat jual neto Rp 1,31 triliun, terdiri dari neto Rp 0,18 triliun di pasar SBN, beli neto sebesar Rp 2,46 triliun di pasar saham serta jual neto Rp 3,59 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai 12 September 2024, non residen tercatat beli neto Rp 10,37 triliun di pasar SBN, Rp 31,47 triliun di pasar saham, dan Rp 184,03 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Berdasarkan data setelmen sampai dengan 12 September 2024 pada semester-II 2024, non residen tercatat melanjutkan inflows sebesar Rp 44,33 triliun di pasar SBN, beli neto sebesar Rp 31,13 triliun di pasar saham, dan beli neto sebesar Rp53,68 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," kata BI dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9/2024).
Premi credit default swap (CDP) Indonesia 5 tahun per 12 September 2024 sebesar 69,63 bps, turun dibandingkan 6 September 2024 sebesar 70,45 bps.
(das/das)