ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan fakta mencengangkan soal banyaknya otomasi yang dilakukan di dunia kerja. Menurutnya, tahun depan akan ada 85 juta pekerjaan yang hilang.
Dia memaparkan pasar tenaga kerja saat ini tertekan oleh peningkatan otomasi di sektor industri. Meskipun memberikan keuntungan bagi industri, otomasi berpotensi menghilangkan pekerjaan manusia.
Dari awalnya otomasi hanya sebatas mekanik, kini penggunaan teknologi kecerdasan buatan juga mulai marak yang membuat pekerjaan kantoran ikut terancam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua sekarang masuk ke sana, otomasi semua. Awal cuma otomasi mekanik, kini muncul AI, muncul analitik otomasi. Setiap hari ada hal baru muncul," ungkap Jokowi dalam Kongres ISEI 2O24 yang ditayangkan virtual, Kamis (19/9/2024).
Jokowi memaparkan ada prediksi yang menyebutkan di tahun 2025 mendatang akan ada 85 juta pekerjaan yang hilang gegara penggunaan teknologi dan otomasi di dunia kerja.
"Kita baca di 2025 pekerjaan yang hilang itu ada 85 juta. Pekerjaan akan hilang 85 juta, sebuah jumlah yang tidak kecil," papar Jokowi.
Melihat fakta yang ada Jokowi memprediksi ke depan, hanya ada sedikit peluang kerja dibandingkan tenaga kerja yang ada di Indonesia.
Penciptaan pekerjaan dan pasar tenaga kerja adalah dua hal yang harus jadi perhatian banyak pihak. Tak terkecuali para cendekiawan yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
"Ke depan terlalu sedikit peluang kerja untuk sangat banyak tenaga kerja yang membutuhkan. Too few job for too many people," ungkap Jokowi.
(hal/rrd)