ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada akhir perdagangan sesi I, Kamis (22/8). Kondisi ini terjadi di tengah gejolak politik di dalam negeri yang sedang memanas hingga menyebabkan demo di depan Gedung DPR RI.
Berdasarkan data RTI, Kamis (22/8/2024), hingga pukul 12.00 WIB, IHSG melemah 0,57% ke posisi 7.511,29. Meski terkoreksi, IHSG masih berada di level psikologis 7.500.
Sampai akhir sesi I hari ini, nilai transaksi perdagangan mencapai sekitar Rp 31,85 triliun dengan volume transaksi mencapai 11 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 623.538 kali. Sebanyak 205 saham menguat, 350 saham terkoreksi, dan 219 saham stagnan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IHSG merana di tengah adanya aksi demo besar-besaran oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) dan para buruh sebagai protes terhadap revisi Undang-Undang (UU) Pilkada yang dilakukan oleh DPR RI.
Protes keras sudah membanjiri lini masa sejak kemarin. Netizen di Indonesia ramai membagikan gambar garuda berlatar warna biru di media sosial dengan tulisan "Peringatan Darurat".
Ekonom senior Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan lesunya IHSG hari ini disebabkan kuat oleh situasi politik di Indonesia. Investor disebut tengah antisipasi terhadap dampak dari Revisi UU Pilkada yang akan disahkan.
"Pada saat diumumkan MK (aturan usia Pilkada) sempat menguat, setelah (RUU Pilkada) dibahas di DPR, IHSG langsung turun. Artinya stabilitas politik menjadi poin penting kemudian membuat pelaku investor melihat ada ketidakpastian hukum di negara kita," kata Tauhid kepada detikcom.
Investor disebut akan wait and see mengenai situasi politik dan hukum di Indonesia. Pasalnya investor khawatir akan kepastian hukum ke depan terutama untuk keberlangsungan bisnis.
"Ini kemudian menjadi parameter mereka karena ada dua lembaga legislatif dan yudikatif yang menghasilkan putusan bertolak belakang. Jadi dalam situasi hukum kalangan bisnis khawatir bagaimana jika saat mengubah arah hukum terutama dalam kaitannya perusahaan mereka di sini," jelasnya.
Seraya menambahkan, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pagi ini, salah satunya seruan demo terkait keberatan terhadap revisi UU Pilkada.
"Yang perlu dicermati yakni sentimen dari polemik aturan Pilkada yang memicu kemarahan publik. Seruan aksi massa misalnya, karena respons kebijakan salah dari DPR berakibat ke penurunan confidence dari investor asing," ungkapnya.
"Jadi akar problemnya aturan MK yang sah, dipermasalahkan oleh DPR mau dianulir. Kalau eskalasi kemarahan publik karena buruknya pengambilan keputusan politik, berimbas ke berlanjutnya koreksi IHSG," lanjutnya.
(aid/rrd)