ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Tes wawancara calon pimpinan KPK hari kedua telah dilaksanakan. Ragam pertanyaan dari mulai persoalan Harun Masiku, SYL hingga dugaan gratifikasi Kaesang ditanyakan di tes seleksi capim KPK.
Diketahui, tes wawancara capim KPK digelar di Gedung Aula 3 Kementerian Sekretariat Negara. Pansel KPK akan melakukan tes selama 40 menit untuk tiap peserta.
Ada 11 orang yang duduk menjadi panelis. Para panelis terdiri atas sembilan anggota Pansel KPK dan dua orang panelis dari eksternal. Dua orang panelis eksternal itu ialah mantan Ketua KPK Taufiqurahman Ruki dan peneliti dari ICW, Dadang Trisasongko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak diketahui menjadi peserta pertama yang menjalani tes.
Berikut sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam tes wawancara capim KPK tersebut:
Cecar soal Harun Masiku
Isu pencarian Harun Masiku, yang masih menjadi buron, turut dibahas dalam tes wawancara capim KPK. Johanis Tanak sebagai peserta capim KPK dicecar terkait kendala perburuan Harun Masiku.
"Saya mendapatkan banyak pertanyaan dari wartawan. Di WA saya banyak sekali bertanya, kira-kira capim ke depan mau nggak menuntaskan berbagai kasus KPK yang belum tuntas? Pertanyaan saya misalnya kasus Harun Masiku. Apakah itu menurut Bapak masalah teknis mencari orang ataukah ini masalah politis?" tanya Wakil Ketua Pansel KPK Arif Satria, Rabu (18/9/2024).
Johanis Tanak mengatakan pencarian Harun Masiku hanya terkendala urusan teknis. Dia menyinggung jumlah personel dari KPK yang terbatas.
"Saya kira ini masalah teknis saja, Prof. Pertama, saya ingin mengatakan masalah teknis, kami tidak mempunyai personel seperti halnya pihak kepolisian yang tersebar di mana-mana dan mempunyai kemampuan profesional untuk mencari dan menangkap para tersangka," kata Tanak.
"Dan kami sudah menyampaikan permintaan supaya dinyatakan DPO dan kami tetap melakukan pelacakan," sambungnya.
Tanak mengatakan KPK juga telah melakukan penyadapan sejumlah ponsel untuk melacak Harun Masiku. Dia berdalih upaya itu tidak kunjung membuahkan hasil lantaran Harun Masiku berpindah-pindah tempat.
"Terus terang kami memang melakukan penyadapan juga. Kami juga ada mendapatkan telepon nomor WA-WA, ya tapi menurut informasi yang kami terima, mohon maaf kalau saya buka di sini aja, saya kira penting juga untuk diketahui, bahwasanya beliau itu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain," jelas Tanak.
Tanak membantah masih buronnya Harun Masiku akibat adanya intervensi politik. Dia memastikan pencarian Harun Masiku saat ini masih dilakukan KPK.
"Bukan berarti adanya intervensi dari pihak ketiga atau pihak mana pun juga karena semata-mata kami belum bisa melakukan penangkapan karena personel kami tidak seprofesional polisi. Namun kami sudah meminta bantuan kepada pihak kepolisian untuk melakukan pelacakan lebih lanjut," pungkas Tanak.
Simak halaman selanjutnya