ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Proses perizinan yang cepat dibutuhkan untuk mempercepat produksi minyak dan gas bumi (migas). Dengan begitu, diharapkan dapat memberikan efek berganda seperti memacu pertumbuhan ekonomi.
"Kalau perizinan ini bisa dipercepat dan lebih ringkas tapi kita tetap prudent, kita tetap comply itu kan tentunya akan memberikan dampak positif gitu," kata Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita usai acara detikcom Leaders Forum 'Masa Depan Energi RI, Jaga Ketahanan demi Kedaulatan' di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2024).
Dia menerangkan, dalam beberapa perizinan sebenarnya didesain saling menguntungkan. Ia menyebut, salah satunya terkait operasi di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam regulasinya, kata dia, saat lahan tersebut digunakan untuk kegiatan operasi maka harus disediakan penggantinya sebesar tiga kalinya.
"Kita bisa melihat bahwa pada saat kita menggunakan lahan produktif itu kan di aturannya kita harus menyediakan lahan penggantinya. Dan itu kan bukan satu diganti satu. Tapi ada beberapa klausulnya ada yang untuk lahan yang produktif itu satu diganti tiga," terangnya.
Menurutnya, hal itu bisa menjadi peluang karena lahan pertanian akan bertambah luas serta memacu produksi pangan. "Jadi artinya ini menjadi sebuah peluang sebenarnya. Kalau memang konsepnya adalah kita membangun ketahanan pangan dan ketahanan energi yang bersanding sehingga kita menjadi lebih berdaulat gitu ya," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia berharap berharap operasi migas dan penyediaan lahan bisa berjalan secara paralel. Dengan begitu, kedaulatan pangan dan energi bisa berjalan bersama.
"Karena kalau bisa jalan paralel, ini sama-sama perlu percepatan ya. Energi butuh percepatan, pangan juga butuh percepatan. Kita aware soal itu dan kita kan BUMN ya. Jadi pada saat BUMN hadir itu kan tentunya ada value yang kita bawa. Dan di situ tentunya kita akan mengedepankan kepentingan negara. Nah di sini negara kepentingannya apa? Kedaulatan pangan, kedaulatan energi itu jalan bareng," paparnya.
(acd/kil)