ARTICLE AD BOX
Bantul -
Jogja Istimewa. Ungkapan ini sering saya dengar sejak kecil, namun baru benar-benar saya pahami ketika menjadi mahasiswa yang merantau di Magelang.
Ternyata, kata orang-orang memang benar, Jogja memang seistimewa itu. Termasuk pesona pantai Bantul yang terletak di sebelah selatan Jogja.
Awalnya, pengetahuan saya tentang pantai di Jogja hanya sebatas Parangtritis. Pantai inilah yang selalu menjadi tujuan utama setiap kali libur kuliah tiba dan saya ingin melepas penat di Jogja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, semuanya berubah ketika saya bertemu dengan seorang teman yang tinggal di Bantul. Dia mengajak saya menjelajahi daerah sekitar, dan saat itulah saya sadar bahwa hanya mengetahui Parangtritis adalah sebuah penyesalan.
Pantai-pantai lain di pesisir Bantul ternyata tak kalah memukau, masing-masing dengan daya tariknya sendiri yang tak bisa diabaikan.
Di antara banyaknya pantai di pesisir Bantul yang berhasil memikat hati saya, Pantai Baros dan Pantai Samas menjadi dua destinasi yang tanpa ragu akan saya rekomendasikan.
Meski keduanya menawarkan pemandangan deburan ombak, sensasi yang saya rasakan di setiap pantai ternyata cukup berbeda. Pantai Baros, menurut saya, adalah sebuah hidden gem di Bantul.
Meskipun tidak sepopuler Parangtritis, pemandangan yang disajikan di sini mampu membuat siapa saja betah duduk berlama-lama di tepi pantai.
Ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di Baros, seolah-olah saya menjadi bagian dari kehidupan warga lokal. Di sana, saya menyaksikan aktivitas petani yang sibuk dengan hasil panennya, serta nelayan yang menjala ikan dengan perahu kecil mereka.
Tak hanya itu, kehadiran pohon mangrove yang tumbuh subur di sekitar pantai dan menjadi sarang bagi burung kuntul, menambah daya tarik tersendiri yang luar biasa. Suasana di Pantai Baros juga cenderung sepi, menjadikannya tempat yang sempurna bagi saya yang mencari ketenangan di tengah liburan.
Jika di lain waktu saya mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Pantai Baros, rasanya saya ingin membawa karpet kecil dan makanan, lalu bersantai di atas hamparan rumput hijau yang memisahkan pasir pantai dengan daratan.
Membayangkan duduk di sana sambil menikmati pemandangan, saya yakin, akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Selanjutnya, ada Pantai Samas, yang sebenarnya masih berada dalam satu garis pantai dengan Pantai Baros. Hanya saja, untuk mencapainya, perlu melanjutkan perjalanan dengan motor selama sekitar lima menitan.
Pantai ini memiliki ikon utama yang mudah dikenali, yaitu mercusuar tinggi yang hingga kini masih beroperasi. Yang menarik, ternyata pengunjung diperbolehkan naik ke puncaknya loh.
Mendaki mercusuar ini tidak terlalu menakutkan karena tangganya berbentuk melingkar dan dilengkapi dengan penerangan yang baik di setiap lantai. Selama perjalanan naik, setiap lantai memiliki jendela kecil yang sedikit demi sedikit memperlihatkan pemandangan luar biasa di luar.
Ketika akhirnya tiba di puncak, saya melihat pemandangan Bantul dari ketinggian yang sungguh menakjubkan, ditambah dengan hembusan angin pantai yang sejuk menyegarkan. Pasir Pantai Samas juga tidak kalah indah dibandingkan Pantai Parangtritis.
Di sini, pengunjung masih bisa bermain air di tepi pantai. Namun, tetap disarankan untuk tidak berenang karena ombaknya besar.
Cerita tadi merupakan pengalaman saya tiga kali menjelajah pesisir Bantul, rasanya tidak bosan sama sekali dan justru membuat saya ketagihan ingin menjelajah pantai-pantai lain di sana.
Melihat keindahan pantai Bantul membuat saya berpikir tidak buruk juga sepertinya tinggal di tempat indah ini saat tua nanti.
Namun, siapa tahu, mungkin pandangan saya akan berubah setelah mengunjungi pantai dan destinasi lainnya di Sumenep, yang katanya punya oksigen tebaik di dunia bersama detikTravel nanti.
Saya ingin sekali menjajal destinasi wisata di Sumenep dan menceritakan pengalaman itu ke banyak orang, terutama orang-orang terkasih saya.
Hmm, sepertinya seru kan?
------
Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.