Menteri Jokowi Tertawa Respons Isu Makan Gratis Bakal Kerek Impor Pangan

1 month ago 23
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menjawab kekhawatiran program makan bergizi gratis bakal mendongkrak impor pangan Indonesia. Program yang diusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu disebut berpotensi mengerek impor beras dan susu.

Suharso sempat tertawa dan menanyakan sumber yang mengkhawatirkan program makan bergizi gratis bisa menambah impor pangan. Untuk susu yang masih mengandalkan impor misalnya, menu tersebut bisa disesuaikan dengan sumber protein lainnya yang tersedia di Indonesia.

"Dari mana (bisa menambah impor pangan)?" tanya Suharso lalu kemudian tertawa saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah susu kan bisa diganti, jadi kalau misalnya butuhnya protein kita ganti dong dari hewani ke nabati. Telur itu kan hewani, ayam itu hewani gitu," jelas dia.

Suharso menegaskan anggapan tersebut tidak benar, terlebih banyak opsi lain pengganti susu. Yang jelas, kata dia, banyak negara-negara di dunia sudah menerapkan perbaikan gizi untuk anak-anak di sekolah.

"China melakukan, Jepang melakukan, bahkan Amerika melakukan, negara-negara maju melakukan, Brasil melakukan .Dan di zamannya Pak Harto dulu juga ada tambahan makanan itu. Sekarang ini kita punya tambahan makanan untuk Ibu-ibu yang sedang hamil tapi memang jumlahnya sedikit," bebernya.

Pada kesempatan itu, ia menyebut kebutuhan protein untuk masyarakat memang penting dipenuhi. Ia menyebut konsumsi daging merah Indonesia termasuk yang terendah di kawasan Asia Tenggara, yaitu hanya 1,7 kilogram per kapita per tahun.

Sementara negara-negara di Eropa ada yang sudah mencapai 14 kilogram per kapita per tahun. Bahkan di kawasan Asia Tenggara sudah ada yang konsumsinya mencapai 6-8 kilogram per kapita per tahun.

"Tapi sebenarnya kebutuhan daging merah Itu penting buat usia pertumbuhan anak-anak sampai dengan balita dan khususnya untuk ibu-ibu yang sedang hamil untuk mencegah stunting. Jadi sebenarnya bagus itu kalau kita tidak makan daging, bagus juga 1,7 kilo," ujar Suharso.

Dalam catatan detikcom, program makan bergizi gratis disebut Badan Pangan Nasional (Bapanas) bisa menambah jumlah impor beras dan susu. Hal ini berpeluang dilakukan jika kuota beras dan susu yang diproduksi dari dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan program tersebut.

(ily/rrd)

Read Entire Article