Menikmati Sunset di Pantai Padang

Padang -

"Aduh, keburu gak ya kita lihat sunset di Pantai Padang?" Itulah pikiran saya saat terburu-buru dari Pantai Air Manis menuju hotel di Kota Padang untuk bebersih dan selanjutnya ke Pantai Padang.

Alhamdulillah, saat itu saya diberikan kesempatan melihat sunset di Pantai Padang yang tertutup oleh awan dan masih tetap cantik untuk dilihat.

Pantai Padang, terletak di tengah Kota Padang, dengan pandangan lautan luas Samudera Hindia, dengan garis pantai yang begitu panjang dan memanjakan mata menikmati hamparan laut yang bersih dan indah.

Pantai ini membentang dari daerah Purus hingga muara Batang Arau. Terdapat trotoar di beberapa bagian yang saat malam hari digunakan para pedagang kaki lima untuk berjualan. Pantai Padang ini mudah untuk dijangkau dengan lebar jalan yang besar dan kita bisa memarkirkan kendaraan di tepi pantai.

Saat berada disana, saking senangnya melihat pemandangan laut, saya selalu memilih jalan tepi pantai dibandingkan jalan utama yang jauh lebih lebar. Tak pernah puas mata memandang keindahan ciptaan Tuhan.

Penduduk sekitar menyebut pantai ini dengan taplau, tapi lauik, tepi laut. Begitu banyak penjual kaki lima yang membuka lapak, dari makanan karupuk mie, air kelapa, batagor, siomay, jagung bakar, baso, sate padang, hingga restoran besar yang menjual makanan seafood, kopi dan beragam jenis makanan lainnya. Tinggal pilih, mau makanan kaki lima di tepi pantai langsung atau menyeberang untuk makan di restoran besar.

Terdapat pula beberapa hotel disekitar pantai ini. Duduk di atas bebatuan di tepi pantai (yang perlu untuk dilakukan pembersihan dikarenakan banyaknya sampah diantara bebatuan besar) sambil memandang sunset dan lautan lepas. Tentunya tak lepas dari berfoto-foto. Beberapa anak muda, jauh lebih berani dari saya dengan memilih lokasi batu-batuan yang menjorok ke laut.

Mereka bersenda gurau dan ada juga yang mengerjakan tugas. Hal-hal yang membuat saya merinding, karena saya tentunya nggak berani duduk di tempat tersebut. Jika ingin minum kelapa muda, tinggal langsung memesan pada salah satu penjual kaki lima yang juga banyak terdapat di sini.

Ingin mencoba yang unik, ada kerupuk mie. Kerupuk opak berukuran besar yang diberi topping mie/bihun goreng dan sambal. Ada penjual yang menggunakan sambal merah, ada yang menggunakan kuah satai padang.

Setiap penjual mempunyai resep sendiri. Penjual makanan ramai berjualan dari sore hingga malam hari. Duduk santai di atas batu atau ada juga beberapa spot yang menyediakan kursi plastik dan meja, ditemani deru ombak, lampu remang-remang dan makan cemilan khas Pantai padang.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Sebagai warga Jakarta yang jika ingin menikmati sunset harus bayar dulu.

Berada di Pantai Padang ini menjadi suatu kenikmatan yang tiada habisnya saya syukuri. Bukan hanya saat sunset, di antara waktu luang saya selama disini, saya isi hanya untuk duduk-duduk di pinggir pantai walau panas matahari begitu teriknya.

Ada rasa yang tidak saya dapatkan sebagai warga kota dimana hanya bangunan bertingkat tinggi sejauh mata memandang. Berada di pantai ini, ke kiri kita dapat melihat bukit menuju Pantai Air Manis, ke depan hamparan luas dan ke kanan pun hamparan laut yang tak berujung.

Mungkin karena keterikatan asal usul orang tua saya dari kota ini yang membuat saya menikmati keindahan pantai ini. Semakin berumur, semakin saya mencintai kota ini.

Berkali-kali mengunjungi Kota Padang sejak kecil, batu-batu yang tak lekang oleh waktu dan erosi digunakan untuk mengatasi gempuran ombak (tentunya saya ingat ini karena masih ada foto lama di tahun 1984 saat berkunjung ke sini). Di bagian tertentu di pantai ada tempat untuk mereka yang menyukai surfing. Ombak yang besar, menjadi spot favorit mereka yang senang menguji nyali.

Jika Allah berkenan, mungkin saya berkesempatan untuk menikmati sunset di Sumenep, berada di ujung timur Pulau Madura dengan 126 pulau tersebar di sekitarnya. Duduk, menikmati pemandangan lautan dengan semilir angin laut, menatap sunset.

Salah satu pulau, Gili Iyang, yang terkenal kaya oksigen dan membuat penduduknya panjang umur. Pulau ini dijuluki sebagai pulau oksigen dan pulau awet muda. Tahukah kamu, jika Gili Iyang menempati peringkat 2 dengan kualitas oksigen terbaik setelah Laut Mati di Yordania?

Untuk mengelilingi pulau berpaving blok dengan lebar 2 meter sepanjang 10 km ini terdapat ojek motor roda dua dan kendaraan roda tiga yang dikenal dengan odong-odong atau dorkas.

Menikmati sunset di Pantai Ropet,dengan tebing batu karangnya, terbayang keindahan dan keseruannya. Sebagai traveler yang senang menikmati pemandangan, mengamati orang sekitar dan juga berbicara dengan penduduk sekitar, perjalanan ke Gili Iyang tentunya akan memberikan pengalaman baru yang menarik untuk ditulis Orang bisa berkata, sunset/matahari terbenam ya begitu-begitu saja.

Tidak dengan saya, penikmat sunset bahkan saat saya menikmatinya di tengah gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Ada 'magic' di saat sunset. Pergantian dari siang ke malam yang begitu indah, sayang untuk dilewatkan.

----

Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.