ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Cisco Systems, mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7% karyawannya secara global yang diperkirakan mencapai ribuan orang. Ini merupakan PHK gelombang kedua yang dilakukan perusahaan pada 2024.
Melansir dari CNN, Jumat (16/8/2024), pemangkasan karyawan ini dilakukan sebagai upaya penghematan biaya operasional perusahaan. Dengan begitu Cisco dapat arah bisnis mereka ke sektor yang lebih menjanjikan, seperti keamanan siber dan AI.
Sebab melalui PHK massal ini, Cisco memperkirakan dapat menghemat biaya sebelum pajak sebesar US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15,72 triliun (kurs Rp 15.724/dolar AS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(PHK massal dilakukan) seiring dengan upaya kami untuk meningkatkan kinerja kami, kami tetap fokus pada pertumbuhan dan eksekusi yang konsisten seiring investasi kami di sektor AI, cloud, dan keamanan siber, sambil mempertahankan pengembalian modal," kata CFO Scott Herren dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada Februari 2024 silam, Cisco telah mengumumkan langkah PHK massal terhadap 5% karyawannya secara global atau setara 4.000 pekerja. Langkah ini disertai dengan pengumuman penurunan target pendapatan tahunan mereka.
Diketahui perusahaan pembuat router dan switch Internet terbesar ini telah bergulat dengan lesunya permintaan dan kendala rantai pasokan dalam bisnis andalan mereka. Untuk itu pemangkasan ini dirasa perlu untuk menjaga laba perusahaan.
"Cisco mengatakan pada bulan Februari bahwa mereka akan memangkas 5% tenaga kerja globalnya, atau lebih dari 4.000 pekerjaan, sekaligus menurunkan target pendapatan tahunannya," tulis CNN Internasional dalam laporannya.
Namun ternyata pendapatan yang diterima Cisco setelah pengumuman PHK massal Februari itu lebih tinggi dari perkiraan awal mereka sebelum pemangkasan. Kondisi ini membuat nilai saham perusahaan melonjak pada Rabu (14/8) kemarin, setelah perusahaan membagikan laporan keuangan mereka.
Cisco memperkirakan pendapatan pada kuartal I-2024 di kisaran US$ 13,65-13,85 miliar atau setara Rp 214,63-217,77 triliun. Sementara para analis sebelumnya memperkirakan rata-rata pendapatan perusahaan sebesar US$ 13,71 miliar atau Rp 215,57 triliun.
"Namun, saham perusahaan naik 5% dalam perdagangan yang diperpanjang setelah memperkirakan pendapatan kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan pada hari Rabu (14/8) kemarin," sambung laporan itu.
(fdl/fdl)