ARTICLE AD BOX
Sukabumi -
Ma Keyet (50) mengaku sangat kaget ketika ratusan warga menggeruduk lahan perkebunan miliknya yang ternyata disulap menjadi pemakaman keramat palsu.
Lahan perkebunan miliknya di Kampung Cibolang, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, didirikan area pemakaman palsu yang menjadi praktik jampi-jampi oleh penyewa. Bahkan, ada diantaranya yang dipatenkan menggunakan pelataran semen.
"Dia kan awalnya ngontrak di rumah saya tiga bulan, udah tiga bulan kan saya pulang, rencana mau pembongkaran warung makan di bawah, nah saya suruh pindah, pindahlah ke pesantrenan, dia bilang katanya mohon izin di sini bikin saung untuk ngadem," tutur Keyet saat ditemui detikJabar, Sabtu (24/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keyet mengaku tidak pernah mengizinkan pembangunan makam di area tersebut. Apalagi memang kawasan itu kebun kosong, sepanjang pengetahuannya tidak pernah ada makam di kebun itu.
"Bilang begitu aja, mau ngademin pikiran sambil ziarah, enggak tahu mau bangun makam ini itu ya, saya persilahkan ke haji ke kakak saya, boleh kalau mau bikin saung mah, cuman jangan terlalu lama," tutur Keyet.
Selain makam-makam keramat palsu yang dibongkar diketahui berdiri sebuah bangunan yang awalnya diduga akan dibuat padepokan. Keyet menyebut Jawi, si pembuat makam-makam keramat itu sengaja membuat saung itu untuk istirahat.
"Soal makam enggak tau kan emak mah di warung terus tiap hari jualan, bahkan baru kali ini yang saya tahu ada makam di sini," pungkasnya.
Ma Keyet, pemilik kebun yang dijadikan makam keramat di Sukabumi. (Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Terbongkar karena Warga Resah
Kehebohan terjadi di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Puluhan makam keramat palsu yang diduga menjadi tempat praktik perdukunan dan penyimpangan dibongkar warga.
"Kami sangat prihatin dengan temuan ini. Keberadaan makam-makam palsu ini bukan hanya meresahkan masyarakat, tapi juga berpotensi dimanfaatkan untuk praktik-praktik yang menyimpang," kata Firman Nirwan Boestoemi, Ketua Paguyuban Padjajaran Anyar, kepada detikJabar, Jumat (23/8/2024).
Berawal dari keluhan warga yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan makam-makam palsu yang dibuat menyerupai makam tua, Paguyuban Padjajaran Anyar langsung bertindak. Pemantauan pun dilakukan pada Kamis (22/8/2024) di beberapa titik yang dianggap mencurigakan.
"Kami bergerak berdasarkan keresahan yang dirasakan masyarakat. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai komunitas yang peduli terhadap budaya dan kearifan lokal. Tadi ada beberapa makam yang kami hancurkan," jelas Firman.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa puluhan makam palsu tersebut tersebar di area yang cukup luas di Desa Citepus. Makam-makam ini tidak memiliki jenazah atau batu nisan yang jelas, dan lokasinya juga mencurigakan.
Paguyuban menduga makam-makam ini dibuat oleh pihak tak bertanggung jawab untuk kepentingan tertentu, seperti praktik perdukunan atau kegiatan lain yang menyimpang dari norma masyarakat.
Firman memastikan bahwa pemantauan di lokasi tersebut akan dilanjutkan. Paguyuban akan bekerja sama dengan Koramil, pemerintah desa, dan aparat keamanan setempat untuk memastikan tidak ada lagi penyalahgunaan area tersebut.
"Kami akan terus memantau agar tidak ada lagi kejadian serupa di masa depan. Ini adalah bagian dari upaya kami menjaga kearifan lokal dan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang kita junjung," tegas Firman.
41 Makam Diduga Palsu
Warga dengan emosi menghancurkan dinding asbes dan sekat-sekat kayu di padepokan tersebut. Kepala Desa Citepus, Koswara, Babinsa Koramil Palabuhanratu Peltu Amad, serta beberapa tokoh masyarakat terlihat di lokasi untuk meredam situasi.
____________
Baca artikel selengkapnya di detikJabar
(wkn/wkn)