ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi Rp 16.100 pada tahun pertama Prabowo Subianto menjabat. Sementara saat ini Rupiah sedang menguat terhadap dolar AS di level Rp 15.400-an.
Kementerian Keuangan mengungkapkan target tersebut merupakan bentuk antisipatif pemerintah. Meski begitu pemerintah tetap akan memantau kondisi global.
"Rp 16.100 kan mencerminkan antisipatif dan kita konservatif, nah kita memantau kondisi global sekarang," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Nathan Kacaribu ditemui di DPR, Rabu (21/4/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, meski kondisi global penuh dengan tantangan, aliran modal asing atau capital inflow ke Indonesia cukup banyak .
"Tentunya itu adalah cerminan dari fiskal kita, dibandingkan fiskal banyak negara lain, sehingga dengan banyak negara yg mengalami dan menghadapi tantangan yang sama secara global, Indonesia termasuk yang diminati untuk kemudian capital inflow," terang Febrio
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah buka suara soal dolar AS di level Rp 16.100 dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Sri Mulyani mengatakan akan membahas terkait nilai tukar tersebut lagi dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) dan Komisi XI DPR RI.
"Nanti kan kita bahas waktu dengan Banggar dan juga dengan Komisi XI, kita lihat perkembangan perkembangan terakhir nanti," kata dia ditemui di DPR RI, Selasa (20/8/2024).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengatakan pemerintah akan terus responsif terhadap dinamika global. Dia memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp 16.100.
"Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di sekitar Rp 16.100 per Dolar AS, suku bunga SBN 10 tahun berada di 7,1%," kata dia dalam Pidato tentang RUU APBN Tahun Anggaran 2025 Berserta Nota Keuangan di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8).
(ada/hns)