Kamboja Minat Beli Helikopter dan Senjata Buatan RI

2 weeks ago 19
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Kamboja menyatakan ketertarikannya untuk membeli sejumlah peralatan militer produksi Indonesia, seperti senjata ringan dan helikopter. Hal ini disampaikan usai Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dengan Kamboja untuk memperingati 65 tahun hubungan diplomatik.

Retno bersama Deputi PM/Menteri Luar Negeri Kamboja, Sok Chenda Sophea memimpin pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) antara Indonesia dan Kamboja, yang dilakukan di Phnom Penh. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara itu membahas lima kerja sama di berbagai bidang, seperti pertahanan dan keamanan, sosial budaya dan pariwisata, ekonomi, serta isu dan kawasan global.

Untuk kerja sama pertahanan dan keamanan, Retno mendorong penguatan kemitraan di bidang pertahanan yang sudah lama terjalin, termasuk kerja sama industri pertahanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam hal ini, Kamboja menyampaikan ketertarikan untuk membeli sejumlah peralatan militer produksi Indonesia seperti helikopter dan senjata ringan," kata Retno dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (22/8/2024).

Untuk itu, dia mengundang pihak Kamboja untuk mengunjungi industri pertahanan Indonesia, seperti ke PT Pindad dan PTDI dan juga berpartisipasi dalam Indo Defence Expo & Forum yang akan digelar pada November mendatang. Selain itu, Retno menjelaskan kedua negara itu juga membahas isu tindak pidana perdagangan orang atau, terutama menyangkut kejahatan online scamming yang kian meningkat. Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, ada sebanyak 842 kasus online scamming yang melibatkan Warga Negara Indonesia (WNI).

"Saya sampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kamboja kepada Pemerintah Indonesia dalam penanganan kasus-kasus tersebut. Dan untuk memperkuat upaya penanggulangan TPPO, di dalam pertemuan saya juga mendorong pembentukan mekanisme bilateral khusus untuk pencegahan TPPO secara lebih efektif," jelasnya.

Kemudian Retno menyebut pihak Indonesia tertarik untuk investasi di industri pangan dan infrastruktur di Kamboja. Untuk itu, dia meminta Pemerintah Kamboja untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan Indonesia yang ingin berinvestasi ke Kamboja.

Selain itu, kedua negara itu juga mendorong penguatan kerja sama konektivitas. Keduanya sepakat mendorong joint feasibility studies untuk pelayaran langsung serta pembukaan jalur penerbangan langsung untuk destinasi baru.

"Saya apresiasi kepercayaan masyarakat Kamboja terhadap produk-produk Indonesia. Nilai perdagangan kedua negara terus meningkat. Tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara mencapai hampir US$ 1 miliar dan angka ini tentu masih dapat ditingkatkan," terangnya.

(ara/ara)

Read Entire Article