Gejala Pneumonia Bisa Berbeda Berdasarkan Penyebabnya, Begini Penjelasannya

4 months ago 52
ARTICLE AD BOX
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Pneumonia merupakan infeksi paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur. Akhir-akhir ini, kasusnya semakin meningkat, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia.

Spesialis Paru dan Pernapasan dari RS EMC Sentul dr Herman, Sp.P mengatakan, pneumonia adalah salah satu penyakit berbahaya.

"Bahkan pneumonia ini adalah penyebab kematian akibat penyakit infeksi nomor satu di dunia," ucap Herman dalam talkshow Healthy Monday "Kasus Pneumonia Meningkat: Apa yang Harus Kita Waspadai?", Senin (24/3).

Herman juga menyebut bahwa COVID-19 termasuk penyakit pneumonia di mana kasus fatalitasnya sangat tinggi. "Jadi kita tidak boleh anggap remeh terhadap pneumonia ini."

Gejala pneumonia, kata Herman, bisa berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Pada pneumonia yang disebabkan oleh virus, demam cenderung cepat tinggi di awal. Sementara pada pneumonia akibat bakteri, demam akan meningkat secara bertahap atau gradual.

Gejala lain yang bisa diwaspadai berkaitan dengan penyebab pneumonia yakni pada kondisi dahak.

"Karakteristik sputum atau dahaknya. Kalau pada virus biasanya dahaknya bersifat mucoid lebih putih, bening, dan lengket. Sedangkan pada bakteri sifatnya purulen. Purulen itu artinya warnanya biasanya lebih keruh, bisa kuning, hijau, dan biasanya memang lebih kental," jelas Herman.

Diakui Herman, perjalanan gejala pneumonia akibat virus lebih cepat dari yang disebabkan oleh bakteri.

"Biasanya memburuknya juga bisa lebih cepat, seperti kita ketahui pada COVID itu dalam hitungan hari bisa memberat bahkan bisa meninggal dunia."

Promosi 1

Pengobatan Pneumonia

Metode pengobatan pneumonia secara umum dibagi menjadi dua, farmakologis dan non-farmakologis. Pada pengobatan farmakologis, dokter akan mencari tahu penyebab pneumonia untuk menentukan obat yang tepat apakah antivirus, antibiotik, atau antijamur.

"Kemudian dokter juga bisa menambahkan obat-obatan suportif. Biasanya pasien kan ada demam, bisa diberikan obat antipiretik, ada batuk yang bisa diberikan obat mukolitik, dan pengobatan suportif lainnya," jelas Spesialis Paru & Pernapasan RS EMC Cibitung dr Maria Dewi Caetline, Sp.P dalam talkshow yang sama.

Pengobatan Pneumonia Non-Farmakologis

Sementara untuk pengobatan non-farmakologis, biasanya pasien-pasien pneumonia dengan kasus berat akan mengalami sesak, sehingga beberapa pasien akan memerlukan terapi oksigen dan bentuk terapi supertif lainnya seperti istirahat, kebutuhan nutrisinya dijaga.

"Dan beberapa pasien yang pneumonianya berat akan membutuhkan rehabilitasi paru."

Pasien pneumonia yang tidak bisa mengeluarkan dahak ketika batuk akan diberikan terapi inhalasi atau uap.

"Terapai inhalasi atau uap ini tidak hanya pada pasien anak saja, untuk pasien dewasa juga itu membantu mereka lebih mampu bernapas lega. Walaupun memang sasarannya memang sebenarnya untuk mengatasi penyempitan pada bronkus atau saluran napas."

Terapi uap juga akan membantu memecah dahak dan membantu pasien lebih mudah mengeluarkannya.

Kapan Pasien Pneumonia Harus Rawat Inap?

Maria menjelaskan, tidak semua pasien pneumonia harus dirawat di rumah sakit. Ada skoring Pneumonia Severity Index yang digunakan oleh dokter untuk menentukan apakah pasien perlu menjalani rawat inap atau tidak.

Maria mengatakan, skoring dilakukan dengan melihat sejumlah hal seperti factor risiko, usia, penyakit kronis lain yang menyertai, serta kondisi pasien.

"Berdasarkan skoring tersebut, kita bisa tahu apakah pasien bisa rawat jalan atau rawat inap. Selain itu juga bisa membantu kami menentukan apakah harus di ruang rawat inap biasa atau di ruang intensive care," jelasnya.

Meski demikian, Maria Kembali berpesan jika ada individu yang mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh bahkan semakin memberat dan mulai ada sesak, kesulitan bernapas, demam yang tidak juga turun dengan mengonsumsi obat, desaturasi (kadar oksigen yang berkurang), atau adanya penurunan kesadaran merupakan tanda agar pasien segera dibawa ke rumah sakit.

Read Entire Article