ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) dr Yan Wisnu Prajoko buka suara terkait buku pedoman residen yang gaduh di media sosial. Buku berisi aturan tata-krama junior ke senior itu dinilai banyak mengarah ke bullying.
Dirinya tidak menampik keberadaan buku tersebut di periode PPDS sebelum 'zero' kasus bullying di 2023. Saat ini dr Yan mengklaim pedoman semacam itu sudah tidak lagi dipakai.
"Mengenai aturan-aturan buku-buku yang beredar, aturan itu kalau boleh saya sampaikan, itu sudah lama. Cuman kalau di terkhusus di masa lalu, itu hal itu, ada, tapi sekarang sudah tidak ada," terangnya dalam konferensi pers Jumat (23/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Yan terbuka dengan penelusuran atau investigasi untuk memastikan apakah buku tersebut sudah hilang dari budaya sejumlah prodi termasuk anestesi di masa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
"Mau di-investigasi monggo, masuk ke prodi-prodi, cari-cari. Tapi itu lama yang ada buku unthulektomi dan sebagainya. Itu 2023 dan sebelumnya," kata dr Yan.
Buku unthulektomi yang tersebar di medsos dengan cover berwarna merah menunjukkan sejumlah aturan termasuk hirarki dalam PPDS.
"Hirarki bertanya,tanggung jawab, tugas: smtr 1 -> smtr 2 -> smtr 3, dst" demikian salah satu poin di buku tersebut.
"Junior makan belakangan. Yang penting manut. Jangan banyak bertanya," lanjut poin-poin di buku viral.
Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Biro Komunikasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi menyebut pihaknya sudah menerima lebih dari seratusan laporan perundungan sejak regulasi anti perundungan di PPDS resmi berlaku. Dari sejumlah temuan, dirinya juga tak menampik keberadaan 'buku sakti' berisi perintah dari senior ke junior.
Buku tersebut mencantumkan sejumlah aturan tata krama junior dan tugas apa saja yang tidak boleh terlewatkan dalam proses PPDS. Beberapa poin yang tercantum tampak tak banyak berkaitan dengan kebutuhan pendidikan.
"Dari kasus-kasus yang kami verifikasi, dari laporan yang masuk, memang ada yang mengatakan seperti ada rulesnya, apa-apa saja yang harus dilakukan sebagai seorang junior pada saat di awal menempuh pendidikan dokter spesialis, tapi itu sangat bervariasi ya," tutur dr Nadia dalam sesi bincang detikSore, Kamis (15/8/2024).
"Karena mungkin tiap-tiap prodi, tiap-tiap institusi itu berbeda, jadi kalau kita bicara ada buku atau tidak, sebagian mengatakan ada, tapi kadang-kadang kita juga tidak bisa menemukan buktinya," lanjut dr Nadia.
(naf/kna)