ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen untuk mendorong pertumbuhan, pemerataan serta menjaga stabilitas. Menurutnya, itu adalah esensi fungsi keuangan negara yang tertuang dalam Undang-undang Keuangan Negara yakni alokasi, distribusi dan stabilisasi.
Hal itu juga merupakan esensi dari trilogi pembangunan yang diajarkan Prof Dr Soemitro Djojohadikoesoemo ayah dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Itu juga merupakan esensi trilogi pembangunan yang diajarkan Prof Soemitro Djojohadikoesoemo yaitu ayahanda dari presiden terpilih yaitu perekonomian harus dijaga untuk mencapai tiga keseimbangan pertumbuhan, pemerataan dan menjaga stabilitas," katanya dalam rapat paripurna, Jakarta, Kamis (19/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menjelaskan, Indonesia telah mampu mengatasi berbagai gejolak global dalam satu dekade terakhir seperti pandemi COVID-19 hingga ketegangan geopolitik yang menimbulkan disrupsi rantai pasok global, gejolak harga komoditas hingga suku bunga global yang tinggi.
"Dunia juga terancam bencana akibat perubahan iklim yang menimbulkan ancaman dan konsekuensi besar bagi manusia dan kemanusiaan serta beban terhadap keuangan negara," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kemudian, inflasi yang terjaga rendah.
"Dalam situasi yang penuh tantangan dan begitu dinamis, serta kompleks Indonesia tetap mampu dan menjaga pertumbuhan ekonomi, alhamdulillah terjaga di sekitar 5% sejak akhir 2021 dengan inflasi terkendali rendah. Konsolidasi fiskal dicapai dengan defisit APBN yang turun secara cepat pasca COVID-19 dan kembali di bawah 3% dari PDB hanya dalam waktu 2 tahun," katanya.
(acd/kil)