ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberi sinyal pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate baru akan dilakukan pada kuartal IV-2024 atau Oktober-Desember. Meskipun saat-saat ini rupiah sudah menguat ke level Rp 15.400-an per dolar AS.
"Kami tetap akan melihat ruang terbuka bagi penurunan BI Rate pada triwulan IV. Masih konsisten dengan pernyataan sebelumnya, ruang terbuka untuk penurunan BI Rate pada triwulan IV-2024," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Perry mengatakan pihaknya masih akan fokus untuk menjaga stabilitas rupiah di kuartal III-2024. Sambil melihat risiko yang harus diwaspadai terutama dari situasi AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk triwulan III, fokus kami untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah," tuturnya.
Menurutnya, penguatan rupiah sangat baik untuk ekonomi Indonesia. Rupiah yang menguat, kata Perry, bisa membuat harga-harga lebih murah khususnya harga pangan dan barang impor.
"Jadi penguatan rupiah akan mendukung peningkatan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, termasuk sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja," imbuhnya.
Sebagai informasi, BI memutuskan menahan suku bunga acuan di level 6,25% pada Agustus 2024. Selain itu, BI juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,5% dan lending facility 7%.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%. Demikian juga suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,50% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 7%," kata Perry.
Keputusan BI untuk mempertahankan BI rate sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stabilitas yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilitasi nilai tukar rupiah, serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
(aid/rrd)