Berwisata Ramah Lingkungan di Jogja, Begini Alurnya

Jakarta -

Yogyakarta satu kota dengan beragam makna. Bulan Maret 2024 lalu, aku bersama suami dan kedua anakku tiba di Jogja setelah perjalanan delapan jam di kereta.

Tema family traveling kami kali ini adalah tur literasi dan ramah lingkungan. Ya, kami akan mengunjungi tempat yang berkaitan dengan literasi dan berusaha sebisa mungkin menerapkan minim sampah (zero waste).

Lantas, kami ke mana saja sih? Sabtu, 10 Maret 2024, kami memulai perjalanan kereta dari stasiun Pasar Senen pukul 06.30 WIB.

Senang sekali saat menemukan dispenser air isi ulang. Sangat membantu untuk menerapkan perjalanan minim sampah.

Hotel berkelanjutan

Sekitar pukul 14.30 WIB kami tiba di Jogja. Kami menginap di Ndalem Mantrigawen. Di penginapan ini, digunakan tenaga surya yang dipasang di atap.

Tersedia juga air galon isi ulang. Meski sayang sekali, tidak ada tempat pemilahan sampah. Karena tidak dapat jatah makan malam, kami membeli di luar dengan wadah pakai ulang.

Aktivitas di Jogja

Minggu, 11 Maret 2024 jam 8 pagi kami sudah siap menuju Wisdom Park UGM. Berkali-kali ke Jogja, baru kali ini aku berkunjung ke taman ini.

Luasnya mencapai 6 hektar dengan beragam fasilitas seperti musala, toilet, greenhouse, planter box, vertical garden, dan lain-lain.

Di taman ini, aku mengikuti agenda perkumpulan anggota Minimalist Moms Indonesia cabang Yogyakarta. Diawali dengan sharing session, potluck-an hingga bertukar barang. Seru!

Pukul 14.00 WIB kami menuju destinasi selanjutnya yaitu Museum Pusat TNI AU Dirgantara. Tiket masuknya Rp 6.000 per orang.

Berlokasi di kompleks Pangkalan Udara Adisucipto, museum ini buka dari pukul 08.30 hingga pukul 16.00 WIB setiap harinya.

Tak lama kami berada di museum ini karena pukul 15.00 WIB kami harus melanjutkan perjalanan menuju Kantor Bentang Pustaka yang berada di Wedomartani, Kabupaten Sleman.

Agendaku kali ini adalah menghadiri kegiatan Temu Buku, kolaborasi antara Forum Buku Berjalan dan Bentang Pustaka. Kegiatan diawali dengan sharing session bersama editor, lalu membaca buku bersama, berbagi isi buku hingga bertukar buku.

Penginapan kedua

Setelahnya, kami menuju penginapan yang berbeda. Malam ini kami menginap di Viavia Homestay, sebuah penginapan berbentuk rumahan.

Walau dari luar terlihat kecil dengan lebar kurang lebih 7 meter saja, tapi masuk ke dalam ternyata panjang! Bahkan juga tersedia kolam renang.

Vibes di sini homey sekali. Letaknya di dalam gang sempat membuat kami kesulitan menemukannya tapi justru itu membuatnya bebas bising karena keluar dari gang ini, adalah jalan Prawirotaman yang terkenal dengan keramaiannya.

Kami memesan kamar Cenderawasih. Kebanyakan yang menginap di sini adalah turis luar negara, bahkan malam itu hanya keluarga kami orang lokalnya.

Oh ya, level sustainable penginapan ini lumayan oke. Mulai dari air galon isi ulang, sabun dan sampo isi ulang, stiker panduan hemat energi hingga pemilahan sampah.

Senin, 12 Maret 2024

Hari ini hari terakhir kami wisata di Jogja sebelum bertolak ke Jakarta. Pagi hari, kami sengaja slow morning di pinggir kolam renang bahkan sampai nyebur.

Di sana tersedia berbagai permainan tradisional seperti congklak dan catur. Tersedia sarapan gratis yang dibedakan antara turis dan warga lokal.

Kami mendapatkan nasi kuning yang rasanya lumayan enak. Setelah selesai bebersih, kami bersiap untuk ke tujuan selanjutnya.

Pertama, kami ke Melamun Books and Cafe, tempat jual beli buku bekas bahkan tersedia juga kaset bekas. Tempatnya berkonsep open space, sangat enak buat ngelamun.

Kedua, kami ke Bhumi Buvana. Aku sempat kesulitan menemukan tempat ini karena tertutup tanaman. Tempat ini merupakan toko kelontong yang menjual produk rumah tangga yang bisa dibeli secara curah dengan wadah sendiri.

Kebetulan hari itu sedang ada garage sale juga. Selanjutnya kami pergi ke Tempo Gelato cabang Prawirotaman. Harganya mulai dari Rp 30 ribu untuk yang cone dan Rp 15 ribu-an untuk cup kecil. Tersedia air isi ulang juga di sini.

Puas menjelajah Prawirotaman, kami mampir ke Masjid Jogokariyan. Setelahnya, kami mampir beli roti di Viavia Deli & Bakery, masih satu grup dengan Viavia Homestay, tempat ini menjual artisan bakery termasuk vegan bakery.

Aku pilih sourdough yang harganya cuma Rp 6-ribuan. Belum lagi diskon 10% jika memakai wadah sendiri! Setelah beristirahat asar di masjid, kami lanjut ke Kebun Buku, toko buku bekas yang sebagian besar koleksinya berbahasa Inggris dan sisanya bahasa Indonesia.

Selain buku, mereka juga menjual kopi. Lucky Boomerang Bookstore di daerah Malioboro adalah tujuan berikutnya. Tempat ini menjual buku-buku bekas spesialis buku berbahasa Inggris. Selain itu juga dijual pernak-pernik lokal.

Pukul 19.30 kami tiba di stasiun. Terima kasih, Jogja.

---

Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.

(msl/msl)