ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah membeli dua juta dosis obat pencegah HIV lenacapavir untuk dibagikan ke negara-negara miskin yang memiliki kasus HIV tinggi.
Hal ini disampaikan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 4 September 2025.
Lenacapavir adalah obat yang berfungsi mencegah HIV dengan pemberian suntikan dua kali setahun. Rencananya, AS memberikan obat produksi Gilead Sciences ke negara-negara miskin yang sangat terdampak HIV pada 2028.
Dilansir AP News, pihak Gilead Sciences telah mengumumkan bahwa mereka akan menjual pasokan obat pelindung itu tanpa mengambil keuntungan. Meski begitu, siapa yang akan membeli dan mendistribusikannya masih menjadi pertanyaan. Mengingat, pemerintahan Trump telah memotong bantuan luar negeri awal tahun ini.
Pemotongan bantuan ini telah memaksa penutupan klinik kesehatan dan mengganggu pengujian dan perawatan HIV di banyak negara.
Di bawah langkah yang diumumkan Kamis ini, AS akan membeli dosis tersebut di bawah program PEPFAR (bagian dari pemerintahan AS untuk menangani HIV dan AIDS). Kemudian bekerja sama dengan pemerintah di negara-negara yang terkena dampak parah tentang bagaimana cara mendistribusikan obat tersebut.
“Prioritasnya adalah melindungi wanita hamil atau menyusui (dari HIV),” kata Jeremy Lewin, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, mengutip AP News, Sabtu (6/9/2025).
Kementerian Kesehatan RI melaporkan 2.700 kasus HIV pada remaja usia 15-19 tahun hingga Maret 2025. Sebanyak 2.700 remaja yang mengidap HIV memiliki latar belakang berbeda yakni pekerja seks, pengguna NAPZA suntik, transgender, dan lelaki seks lelak...
Kolaborasi dengan Global Fund
Lewin mengatakan bahwa program ini akan menjadi kolaborasi dengan Global Fund. Ini adalah organisasi internasional yang aktif mendanai upaya pengobatan dan pencegahan HIV.
Meski begitu, ia tidak mengungkapkan berapa banyak yang diinvestasikan oleh AS. “Kami berharap, bersama dengan Global Fund, untuk membantu 2 juta orang mendapatkan pengobatan selama tiga tahun ke depan tetapi bisa jadi melihat lebih banyak,” katanya.
Setiap tahun, terdapat lebih dari 30.000 infeksi HIV baru di AS dan 1,2 juta orang hidup dengan virus tersebut. Di seluruh dunia, terdapat 1,3 juta infeksi baru setiap tahun dan hampir 40 juta orang hidup dengan virus tersebut.
Banyak ahli mengatakan lenacapavir adalah pilihan yang paling kuat sejauh ini untuk yang disebut Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP). Yakni menggunakan obat pencegahan untuk melindungi dari HIV yang ditularkan secara seksual.
Beda dengan Pil Harian
Penggunaan lenacapavir berbeda dengan pil harian, setiap suntikan menawarkan perlindungan selama enam bulan.
Dalam dua studi yang dilakukan pada orang-orang berisiko tinggi, obat ini hampir menghilangkan infeksi baru. Obat ini sudah disetujui untuk digunakan di AS dan Eropa.
Pada Maret, kepala badan AIDS PBB mendesak pemerintahan Trump dan Gilead untuk membuat suntikan pencegahan tersedia di seluruh dunia bagi jutaan orang. Gilead telah menandatangani kesepakatan dengan produsen obat generik untuk memproduksi versi rendah biaya dari suntikan tersebut untuk negara-negara miskin. Termasuk sebagian besar di Afrika, Asia Tenggara, dan Karibia.
Dosis yang diberikan dengan biaya sampai 2 juta orang di negara-negara tersebut dimaksudkan sebagai solusi sementara sampai obat generik tersedia.