ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan target defisit APBN di 2025 mencapai 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB). Jumlah ini masih berada di bawah ambang batas normal, yakni 3% terhadap PDB.
APBN 2025 sendiri adalah anggaran negara pertama yang menjadi tanggung jawab presiden terpilih Prabowo Subianto. Dia akan mulai menjabat mulai Oktober 2024.
"Defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53% terhadap PDB atau Rp 616,2 triliun yang akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati," sebut Jokowi dalam Sidang Paripurna DPR RI dan Pembacaan Nota Keuangan di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi juga memaparkan pemerintah selanjutnya juga akan terus meningkatkan efektivitas pembiayaan investasi, mendorong kebijakan pembiayaan skema KPBU, termasuk penguatan Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dan Special Mission Vehicle (SMV).
"Serta peningkatan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, dan Usaha Ultra Mikro," beber Jokowi.
Jumlah defisit itu didapat dari hasil penerimaan negara Rp 2.996,9 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun dengan tetap menjaga iklim investasi dan kelestarian lingkungan serta keterjangkauan layanan publik.
Sedangkan anggaran belanjanya mencapai Rp 3.613 triliun. Dengan demikian, defisit anggaran akan sebesar Rp 616,2 triliun.
"Belanja Negara direncanakan sebesar Rp 3.613,1 triliun yang terdiri dari, belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 2.693,2 triliun,serta Transfer ke Daerah sebesar Rp 919,9 triliun," jelas Jokowi.
(hal/fdl)