ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Volkswagen mempertimbangkan menutup pabrik bersejarahnya di Jerman. Rencana tersebut disebabkan tekanan harga yang dihadapi Volkswagen, terutama dari pesaingnya asal Asia.
VW menganggap satu pabrik kendaraan besar dan satu pabrik komponen di Jerman sudah ketinggalan zaman. Sementara itu dewan pekerjanya menyatakan siap melakukan perlawanan terhadap rencana tersebut.
Dikutip dari Reuters, Selasa (3/9/2024), terjadi pertikaian besar antara CEO Oliver Blume dan serikat pekerja yang memiliki pengaruh besar di VW. Chief Financial Officer Arno Antlitz akan berbicara dengan kepala merek VW Thomas Schaefer pada Rabu pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua dewan pekerja Volkswagen sekaligus anggota serikat pekerja IG Metall, Daniela Cavallo berharap Blume dapat terlibat dalam negosiasi tersebut.
Sementara itu, para analis menyebut lokasi VW di Osnabrueck, di Lower Saxony dan Dresden, Saxony sebagai target potensial untuk ditutup. Negara bagian Lower Saxony adalah pemegang saham terbesar kedua Volkswagen, dan telah menyatakan dukungannya atas peninjauan tersebut.
Volkswagen, yang mempekerjakan sekitar 680.000 staf sebelumnya mengaku terpaksa mengakhiri program keamanan kerja yang telah diterapkan sejak 1994 demi mencegah PHK hingga 2029. Produsen mobil kenamaan Eropa itu memastikan semua keputusan dibahas dengan dewan pekerja.
VW juga mengumumkan memangkas biaya operasional demi menghemat hingga 10 miliar euro atau US$ 11 miliar pada 2026. Hal itu dilakukan untuk efisiensi pengeluaran agar bertahan dalam transisi ke mobil listrik.
(ily/ara)