ARTICLE AD BOX
Jakarta -
China sedang riuh gara-gara sebuah video di media sosial. Video tersebut menunjukkan tindakan balas dendam seorang perempuan kaya kepada staf toko tas bermerek mewah yang disebut bersikap arogan saat memberi pelayanan.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Sabtu (24/8), peristiwa tersebut disebut netizen sebagai 'insiden yang paling menguras emosi tahun ini'. Pasalnya, pembeli itu mendapat perilaku tidak nyaman dari staf penjaga toko Louis Vuitton (LV).
Awalnya, perempuan yang menggunakan nama alias Xiaomayouren di media sosial itu datang ke toko LV untuk membeli pakaian. Setibanya di toko, sejumlah staff LV disebut berperilaku angkuh terhadapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mengabaikan permintaan perempuan tersebut yang meminta air minum dan hanya menunjukkan koleksi pakaian musiman LV yang sudah tua. Padahal, dia berharap bisa melihat koleksi musiman LV yang baru. Selain itu, para staf toko tampak bersikap tidak sabar bahkan menjulingkan mata saat dirinya meminta para staf untuk menunjukkan sejumlah gaun.
Tidak terima dengan perilaku tersebut, pelanggan itu lantas meninggalkan toko dan langsung menelpon markas LV di China untuk mengajukan komplain. Namun, LV tidak menanggapi komplain tersebut.
Setelah memendam perasaan selama dua bulan, perempuan tersebut pun kembali ke toko untuk membalaskan dendam. Bersama asisten pribadi dan temannya, dia membawa satu tas besar berisi uang US$ 84.000 atau Rp 1,29 M (Kurs Rp 15.401).
Setelah mencoba beberapa pakaian, mereka memberitahu para staf bahwa baju-baju tersebut bakal dibeli secara tunai. Para staf terpaksa menghitung gumpalan uang kertas selama dua jam.
Namun setelah para staf menghitung uang tersebut, Xiaomayouren mengatakan dirinya tidak jadi memberi pakaian tersebut dan langsung meninggalkan toko.
"Setelah mereka selesai menghitungnya, saya langsung mengambil uang saya dan pergi. Bagaimana mungkin saya membeli produk mereka untuk meningkatkan kinerja mereka?" ucap perempuan itu di Xiaohongshu, aplikasi yang disebut sebagai Instagram-nya China.
Kisah perempuan tersebut pun viral di media sosial dan menarik pujian dari para netizen. Sebab, para netizen menilai bahwa akhir dari kisah balas dendam tersebut menyenangkan, mereka mengaku heran kenapa sikap para staf toko di China selalu arogan.
Sementara netizen yang lain mengatakan bahwa para staf itu memang menjual barang berkualitas tinggi, tapi kualitas para staf tidak mencerminkan produk yang dijual. Louis Vuitton cabang China tidak merespon saat dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Sikap meremehkan para staf penjual menjadi topik yang selalu mengikat para netizen di China karena peristiwa serupa pernah terjadi pada 2021. Kala itu, seorang pelanggan perempuan di provinsi Zhejiang, China bagian timur, mengatakan kepada awak media bahwa dirinya diusir dua kali dalam waktu 15 menit oleh seorang staf penjualan di sebuah toko kecantikan mewah ketika dirinya sedang duduk untuk beristirahat.
Perempuan tersebut mengaku merasa didiskriminasi dan dihina karena berpakaian santai dan tidak memakai riasan. Setelah kabar itu viral di media massa, manajer toko meminta maaf kepada perempuan tersebut.
(fdl/fdl)