ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Polisi mengungkap fakta lain di balik kasus sindikat penipuan tukar uang di Jakarta menyasar lansia. Salah satu tersangka wanita berinisial SA alias Dewi menggunakan wig atau rambut palsu saat beraksi.
"Betul pakai wig saat beraksi," kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Maulana Mukarom saat dihubungi, Rabu (4/9/2024).
Maulana mengatakan tersangka menggunakan wig untuk menyamar agar identitas aslinya tidak diketahui. Dia memiliki banyak wig untuk menyamarkan aksi tipu-tipunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buat nyamar. Ganti-ganti wig-nya nggak cuman satu," tuturnya.
SA saat ini sudah diamankan pihak kepolisian. Total tujuh orang bagian dari sindikat tersebut diamankan pihak kepolisian. Namun, tiga tersangka lainnya diamankan di wilayah Sumatera Utara.
Dikendalikan Sosok 'Profesor'
Polisi menangkap empat tersangka penipuan terhadap lansia yang menawarkan tukar rupiah jadi dolar dengan jumlah lebih di Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut). Polisi menyebut dari empat tersangka ini diketuai oleh satu orang yang disebut sebagai 'profesor'.
"Untuk ketua kelompok yang disebut 'profesor' ini adalah Raden Suryo, Raden Suryo alias Profesor ini adalah ketua kelompok dari sindikat penipuan dan penggelapan," ungkap Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Maulana, Mukarom dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (3/9).
Kompol Maulana menjelaskan Raden Suryo dijadikan ketua kelompok lantaran berusia paling tua di sindikat penipu ini. Meski begitu, dia menyebut saat perencanaan aksi semua tersangka ikut terlibat.
"Yang dari awal (perencanaan) sampai eksekusi ini sama-sama," jelas Maulana.
Modus Penipuan
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan para tersangka menipu dengan menawari korban menukar mata uang rupiah dengan dolar yang nominalnya lebih banyak.
"Saya rasa peristiwa ini mungkin agak lekat dengan telinga kita, sering terjadi, yang orang mengatakan dengan model gendam. Tapi dalam peristiwa ini bukan gendam, tetapi ada serangkaian kata-kata bohong yang dipakai untuk membuai korban," kata Gidion.
"Untuk mempengaruhi korban menyerahkan uang dengan cara menukar ya, tukar dengan uang mata asing ya, kemudian dengan perhiasan, korban ada yang mengambil perhiasan ditukar dengan mata uang asing juga dengan nominal tertentu yang kemudian menggiurkan korban untuk melakukan," imbuhnya.
(wnv/mea)