ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Cuaca panas di Indonesia diprediksi masih akan berlangsung dan menyebabkan kekeringan untuk lahan pertanian. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan akibat kekeringan yang berkepanjangan, musim tanam hingga panen raya juga mundur.
Bayu menjelaskan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) musim kering ini masih akan terjadi hingga September-Oktober. Maka, petani belum bisa melakukan penanaman.
"Itu artinya musim tanam, musim tanam di musim hujan itu akan mundur, mungkin sampai ke Oktober baru musim tanam," kata dia dalam diskusi di kantor pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, saat musim tanam mundur maka panen raya akan mundur juga. Jika seharusnya panen raya terjadi di Januari, maka saat musim tanam mundur ke Oktober, berarti panen raya terjadi tiga bulan berikutnya yakni di Februari.
Saat panen raya itupun belum masuk beras ke pasaran, karena masih harus proses pengubahan gabah hasil panen menjadi beras. Namun hambatan selanjutnya adalah musim hujan di awal tahun, sehingga proses pengeringan padi akan menghambat.
"Kalau Januari, Februari mulai panen, pada saat itu pasti belum ada beras. Karena panen di jemur, dan ingat Januari, Februari, Maret adalah musim hujan, jadi mengeringkan akan sulit. Maka beras mungkin baru akan ada tersedia di pasar kira-kira bulan Maret," terangnya.
Saat panen raya kemungkinan akan mundur lagi, pihaknya kini telah mengamati kondisi beras di Indonesia ke depan. Bayu menyebut Bulog pun akan mempersiapkan diri untuk memastikan stok beras tetap terjaga.
Salah satu yang tengah disiapkan adalah penyaluran bantuan pangan beras pada bulan Oktober-Desember, saat kemungkinan pasokan beras itu sedikit di musim tanam.
"Bulog mengamati dengan sangat intens, dan akan berusaha untuk menyiapkan diri, memastikan stok tersebar di gudang-gudang di seluruh Indonesia. Kemudian juga memastikan beras bantuan pangan yang nanti di bulan Oktober dan Desember itu bisa tersalurkan dengan baik," ujar dia.
Sebelumnya, panen pada 2024 ini juga mengalami kemunduran akibat El Nino. Kemunduran ini juga diakibatkan rendahnya curah hujan di akhir 2023. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency, Arief Prasetyo Adi.
"Masa tanam 1 (MT-1) mundur karena hujan turun lambat. Kemarin Agustus, September, Oktober belum turun hujan. Turun hujannya baru akhir November dan Desember, jadi panen agak mundur," ungkap Arief di Komplek PT Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (11/11/2023).
Karena MT-I terlambat, Arief kemudian menjelaskan bahwa masa panen padi baru akan dimulai pada April, Mei, dan Juni 2024.
(ada/kil)