ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Suharnomo, meminta jajaran civitas akademika berhenti berpolemik dan berdebat soal kasus meninggalnya dr ARL, mahasiswi PPDS Anestesi FK Undip. Dia meminta semua menunggu hasil penyelidikan polisi.
"Saya minta jajaran civitas akademika berhenti berpolemik dan berdebat tentang peristiwa kematian mahasiswa PPDS Fakultas Kedokteran Undip. Setop sekarang juga. Tidak usah membuat pernyataan-pernyataan dan tidak usah terpancing, kita tunggu sampai ada hasil penyidikan resmi dari kepolisian," kata Suharnomo dilansir detikJateng, Jumat (6/9/2024).
"Kami mohon pengertian, mari kita berikan waktu kepolisian untuk melaksanakan tugasnya. Rasanya pembahasan kematian dokter Aulia sudah menjadi masalah hukum sehingga pihak-pihak di luar penyidik sebaiknya menahan diri. Jangan sampai masalah ini menjadi keruh dan menjadi bola liar," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharnomo mengatakan, jika jajaran Undip ada yang terbukti bersalah dalam kasus tersebut akan langsung ditindak.
"Tidak perlu banyak kata. Kalau ada yang dinyatakan bersalah, dan itu ada dalam lingkup kewenangan kami, pasti ada tindakan sesuai ketentuan yang ada. Saya bisa pastikan itu," ujar dia.
Seperti diketahui, seorang mahasiswi PPDS program anestesi Fakultas Kedokteran Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang, dr ARL, ditemukan meninggal di kamar kosnya pada Senin (12/8) lalu. Dia meninggal setelah menyuntikkan obat ke tubuhnya. Dia juga diduga menjadi korban bullying senior.
Baca berita selengkapnya di sini.
(rdp/idh)