ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Ganda campuran Indonesia Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati terhenti di babak kedua Japan Open 2024. Mereka kalah karena bermain terburu-buru.
Menghadapi ganda campuran unggulan keenam Tang Chun Man/Tse Ying Suet, Rehan/Lisa harus mengakui keunggulan lawan. Mereka kalah tiga gim 21-17, 10-21, 12-21 di Yokohama Arena, Kamis (22/8/2024).
Rehan menyesal sekaligus kecewa dengan hasil yang diperolehnya bersama Lisa. Mereka gagal mempertahankan permainan baiknya di gim pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah bermain baik dan mengambil gim pertama. Namun di gim kedua dan ketiga, bola-bola yang seharusnya gampang banyak matinya," kata Rehan dalam kutipam cepatnya melalui PBSI.
"Capek sih sebenarnya tidak. Kami terburu-buru. Bola yang gampang malah ingin cepat-cepat mematikan dan akhirnya mati sendiri. Bola-bola no lob-nya juga sering salah dan banyak membuang poin. Bola-bola bawah kami juga masih sering mati sendiri."
"Sebenarnya di gim kedua lawan mulai mengubah pola permainan. Dari main satu-satu berubah bermain lebih cepat temponya. Kami kurang mengantisipasi perubahan pola permainan lawan. Beberapa kali bola setengah saya juga kurang sabar," lanjutnya.
Sementara Lisa mengakui tak ada perubahan dari evaluasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Ia merasa melakukan kesalahan berulang sampai akhirnya kandas dari Japan Open 2024.
"Saya juga sulit berkomentar dan ngomong apa lagi karena kekalahan selalu begini. Dan seperti ini lagi. Tetapi, kami ke depannya harus terus mencoba dan berusaha lagi," kata Lisa.
"Di gim kedua kami memang kalah angin. Tetapi tidak bisa jadi alasan. Kami harus belajar lagi untuk bisa mengimbangi permainan lawan," dia mengungkapkan.
"Sebenarnya kami dan lawan sama saja. Sama-sama enggak enak dan dalam posisi menang dan kalah angin, ditambah dengan karakter shuttlecock yang berat. Cuma lawan lebih siap dan pintar untuk mengakali mencari poin," ujar Lisa.
Setelah ini, Rehan/Lisa akan berbenah dan melupakan kekalahan di Japan Open 2024 ini. Kegagalan menjadi pekerjaan rumah untuk turnamen- turnamen berikutnya, termasuk Korea Open 2024 yang berlangsung pekan depan.
"Menang atau kalah, kami harus tetap berkomunikasi terus. Segera lupakan kekalahan ini. Yang namanya permainan pasti ada kalah dan menang. Kami pun pasti ingin menang. Tetapi ini permainan. Kali ini harus diakui lawan memang lebih siap," kata Rehan.
(mcy/krs)