ARTICLE AD BOX
Bogota/Istanbul (ANTARA) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah mengumumkan mobilisasi baru untuk memperluas Milisi Bolivarian Nasional sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem pertahanan negara, Jumat.
Menurut stasiun televisi pemerintah VTV, Maduro membenarkan langkah tersebut dengan merujuk pada peningkatan kehadiran militer AS di Karibia dan mengumumkan langkah-langkah baru untuk memperkuat milisi tersebut.
Untuk pertama kalinya, 15.751 pangkalan pertahanan dan 5.336 unit milisi komunal akan dimobilisasi di seluruh negeri.
Maduro mengatakan warga negara terus mendaftar melalui platform digital, menambahkan bahwa, di luar sekitar 4,5 juta orang yang telah dilatih selama bertahun-tahun, totalnya diperkirakan akan melampaui delapan juta dengan penambahan relawan baru.
Dia menekankan bahwa Venezuela memiliki kapasitas untuk menjaga perdamaian dalam segala situasi dan untuk mempertahankan diri dari ancaman eksternal -- sebuah kapasitas yang dia janjikan untuk terus diperkuat.
"Keberanian rakyat Venezuela menginspirasi kekaguman di seluruh dunia," kata Maduro.
"Kita menghadapi arus ekstremis dan tendensi Nazi dari utara, yang mengancam perdamaian Amerika Selatan dan Karibia serta terus menyerang hak-hak rakyat kita."
Ketegangan yang meningkat dengan AS
Pengumuman tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Caracas dan Washington, DC.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah menandatangani perintah eksekutif yang mengarahkan penggunaan militer yang lebih besar dan lebih aktif untuk memerangi kartel narkoba Amerika Latin.
Selama lebih dari satu dekade, Maduro telah dituduh oleh otoritas AS memimpin "Cartel de los Soles", yang diklaim Washington bertanggung jawab atas operasi perdagangan narkoba.
Pada 25 Juli, Departemen Keuangan AS menetapkan kartel tersebut sebagai kelompok Teroris Global yang Ditunjuk Khusus.
Pada 8 Agustus, pemerintah AS menggandakan hadiahnya untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau hukuman Maduro, menaikkannya dari US$25 juta menjadi US$50 juta.
Menanggapi kemungkinan intervensi AS pada 18 Agustus, Maduro menyatakan, "kami akan mempertahankan laut, langit, dan tanah kami. Kami akan membebaskannya, berpatroli, dan menjaganya. Tidak ada kekaisaran yang boleh menyentuh tanah suci Venezuela, dan tidak boleh melanggar tanah suci Amerika Selatan."
Pada 28 Agustus, atas perintah Trump, armada angkatan laut AS yang terdiri dari sebuah kapal selam dan tujuh kapal perang dilaporkan sedang dalam perjalanan menuju Karibia di dekat perairan Venezuela.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Maduro tegaskan AS tidak dapat masuki Venezuela
Baca juga: AS-Venezuela memanas, Meksiko tolak campur tangan asing
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.