ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemerintah Indonesia merencanakan pembangunan lumbung pangan di Kalimantan Tengah dengan mengembangkan padi seluas 500 ribu hektare. Rencana ini mendapat sambutan dari berbagai pihak, termasuk petani yang berharap percepatan untuk menjadikan Food Estate sebagai lumbung pangan dunia bisa segera terealisasi.
"Tidak harus menunggu tahun 2027, tapi dalam enam bulan ke depan kita harapkan Kalteng menjadi lumbung pangan dunia," ungkap salah seorang petani, Hery Kuncoro, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/8/2024).
Ia menyebut Food Estate di Kalteng bisa berhasil dengan cara mengatur ketinggian air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau musim kemarau jangan sampai kekeringan, begitu juga saat musim hujan jangan sampai kebanjiran. Tanah gambut di sini adalah tanah yang sangat subur, pengendalian airnya saja yang perlu ditingkatkan," terangnya.
Dalam tinjauan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan Menteri Pertanian Andi Amran di Area Sawah dan Food Estate di Desa Bentuk Jaya A5 Dadahup, Kabupaten Kapuas, Sugianto mengaku optimis terhadap rencana Pemerintah Pusat mewujudkan lumbung pangan nasional di Kalteng.
"Dengan sinergisitas yang solid antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, saya meyakini program ini akan berhasil. Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten akan memberikan support penuh, karena hal ini akan menyangkut ketahanan pangan yang berdampak kepada ketahanan nasional yang harus kita dukung bersama," tutur Sugianto.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan Kementerian Pertanian akan mengembangkan padi di Kalteng seluas 500 ribu ha.
"Kita rancang minimal 500 ribu ha, syukur-syukur bisa 1 juta ha. Anggaran sudah kita siapkan mudah-mudahan 1-2 minggu ke depan sudah mulai bekerja," ujarnya.
Ia menambahkan urusan pangan sangat krusial dan mendesak, sehingga pihaknya ingin bergerak cepat sebagaimana arahan Presiden dan juga Presiden terpilih yang menyebut darurat pangan tidak bisa ditunda. Amran pun berharap dalam 2-3 tahun ke depan, lumbung pangan di Indonesia ini bisa menjadi kenyataan.
"Tidak ada proyek yang tidak punya kendala, namun kita harus optimis kita bisa berhasil," pungkasnya.
(akd/akd)