ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Paus Fransiskus memuji semboyan Indonesia, bhinneka tunggal ika. Semboyan itu mencerminkan realitas keberagaman di negara ini.
Kalimat Mpu Tantular yang termaktub dalam kitab Sutasoma itu diulas sekilas oleh Paus dalam kunjungan apostoliknya, saat Paus berbicara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/8/2024).
"Semboyan negara Anda, bhinneka tunggal ika, bersatu dalam keberagaman secara harafiah berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, berarti mengungkapkan realitas beraneka sisi dari berbagai orang yang disatukan dengan teguh dalam satu bangsa," kata Paus Fransiskus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paus berbicara di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para hadirin yang lain. Paus berbicara dengan bahasa Italia, para hadiri mendengarkan via penerjemah lewat headphone.
Bhinneka tunggal ika, semboyan Indonesia yang ada dalam lambang negara Garuda Pancasila, dinilai Paus juga mencerminkan keanekaragaman kekayaan alam di Indonesia. Kondisi alamiah juga tercermin pada kebudayaan masyarakat Indonesia.
"Perbedaan-perbedaan Anda secara khusus berkontribusi bagi pembentukan mozaik yang sangat besar, yang mana masing-masing keramiknya adalah unsur tak tergantikan dalam menciptakan karya besar yang otentik dan berharga," kata Paus.
Kerukunan, kata Paus, tercipta setelah semua kebutuhan tiap-tiap unsur dipertimbangkan. Tiap-tiap kelompok agama beriktikad baik dan melayani kebaikan bersama.
"Solidaritas adalah unsur hakiki dan semua orang memberikan sumbangsihnya, membantu mengidentifikasi solusi-solusi yang tepat untuk menghindari kejengkelan yang muncul dari perbedaan, dan mengubah perlawanan kepada kerja sama yang efektif," kata Paus.
Solidaritas dalam keberagaman menciptakan harmoni yang seimbang. Namun keseimbangan ini rawan pecah karena banyak unsur di dalamnya.
"Keseimbangan yang bijaksana namun rentan ini, antara kemajemukan budaya yang besar dan ideologi-ideologi yang berbeda, dan cita-cita yang mempererat persatuan, haruslah dibela terus menerus dari pelbagai ketimpangan. Ini adalah karya keterampilan yang dipercayakan kepada semua orang, tetapi secara khusus kepada mereka yang terlibat dalam kehidupan politik yang harus memperjuangkan kerukunan, persamaan, rasa hormat atas hak-hak dasar manusia," kata Paus.
(eva/dnu)